KOMPAS.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, belum ada perubahan terkait daftar asal negara wisatawan mancanegara (wisman) yang diizinkan berlibur ke Indonesia.
“Hingga saat ini belum ada perubahan kebijakan untuk pembatasan dari 19 negara, hanya memperpanjang waktu karantina untuk meminimalisir Omicron masuk ke Indonesia,” jelasnya dalam Weekly Press Briefing di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (6/12/2021).
Meski demikian, pihaknya bersama kementerian/lembaga terkait lainnya tetap memantau situasi negara-negara pasar. Evaluasi juga akan dilakukan setiap pekan.
Sandiaga menambahkan, pihaknya juga tetap akan memperhatikan situasi penyebaran Covid-19 di regional Asia Tenggara dan di negara pasar lainnya.
“Jumlah negara ini akan terus dievaluasi karena akan ada beberapa negara yang mengalami lonjakan peningkatan kasus, baik sebelum maupun saat Omicron,” terang Sandiaga.
“Jadi, dari jumlah negara yang memang secara rutin dievaluasi setiap minggu ini akan diumumkan setelah rapat terbatas,” sambungnya.
Untuk diketahui, hingga saat ini Pemerintah Indonesia masih mengizinkan 19 negara untuk berkunjung ke Indonesia sejak perbatasan Nusantara dibuka lagi untuk pariwisata pada 14 Oktober 2021.
Adapun negara-negara itu adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Selandia Baru, Kuwait, Bahrain, Qatar, China, India, dan Jepang.
Kemudian Korea Selatan, Liechtenstein, Italia, Perancis, Portugal, Spanyol, Swedia, Polandia, Hongaria, dan Norwegia.
Sementara itu, ada 11 negara yang kedatangannya dibatasi karena varian Omicron yakni Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesoto, Mozambik, Eswatini, Malawi, Angola, Zambia, dan Hong Kong.
Meski wisman masih bisa berkunjung, ada pengetatan pada masa karantina yang diperpanjang menjadi 10x24 jam atau 10 hari.
Aturan itu tertuang dalam Addendum Surat Edaran (SE) Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 23 Tahun 2021. Kebijakan sudah efektif sejak 3 Desember 2021.
https://travel.kompas.com/read/2021/12/07/171600327/daftar-negara-asal-turis-asing-yang-bisa-ke-indonesia-tak-berubah-meski-ada