Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramadhan di Skotlandia, WNI Ceritakan Sulitnya Cari Makanan Halal

KOMPAS.com - Puasa Ramadhan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan seluruh umat Islam di seluruh dunia, termasuk mereka yang tengah berada di negara dengan mayoritas penduduk non-muslim.

Cerita Ramadan kali ini datang dari seorang pelajar S2 yang sedang menempuh pendidikannya di University of Glasgow, Skotlandia. Namanya Muhammad Dhiya Ulhaq, disapa Ulhaq. Ini adalah ramadan pertama Ulhaq jauh dari keluarga.

Mahasiswa S2 program studi Tourism Heritage and Sustainability ini awalnya merasa waswas. Sebab, durasi puasa di Skotlandia cukup lama dibanding di Tanah Air.

"Pada awalnya rasa waswas karena panjang puasanya, dari pukul 04.00 subuh sampai pukul 20.30," kata Ulhaq kepada Kompas.com, Minggu (10/4/2022).

Bahkan di sepuluh hari Ramadan terakhir, sambung dia, azan subuh akan berkumandang pukul 02.00 dini hari dan waktu berbuka puasa mundur hingga pukul 22.00 waktu setempat.

Namun, kekhawatiran akan lamanya puasa justru tidak ia rasakan. Suhu kota Glasgow yang dingin lantas mampu meredam rasa haus yang muncul, hingga waktu berbuka tiba.

Menurut Ulhaq, puasa di Indonesia lebih menguras tenaga secara fisik, meskipun durasinya lebih singkat.

Shalat tarawih di Glasgow

Di lain sisi, shalat Tarawih yang dilakukan di Glasgow ternyata hampir serupa dengan salat Tarawih di Indonesia.

"Hampir sama seperti di Indonesia, tetapi tidak pakai ceramah, langsung saja dan tarawih di sini rata-rata 8 rakaat dan 3 witir juga," tuturnya.

Sedangkan untuk waktunya, Tarawih di Glasgow baru mulai pukul 22.15, dan pukul 23.15 di 10 hari terakhir Bulan Ramadhan.

Oleh karena itu, 10 hari jelang Ramadan berakhir, Ulhaq menyebut, dirinya akan sahur sekitar pukul 01.00 dini hari dan berpuasa seharian, lalu berbuka pukul 22.00 waktu setempat.

Saat ditanya kendala atau tantangan yang paling terasa, mahasiswa University of Glasgow ini merasa waktu untuk makan, baik sahur maupun berbuka, cenderung sangat singkat dibanding saat dirinya berada di Tanah Air.

Tidak ada penabuh gendang membangunkan sahur

Meski tempat tinggalnya cukup dekat dengan masjid (Masjid Da'watul Islam UK), suara membangunkan sahur seperti yang akrab didengar masyarakat Indonesia tidak ada sama sekali.

Begitu pula dengan azan magrhib. Sebab, peraturan setempat melarang penggunaan mikrofon untuk azan.

Sulitnya mencari makanan halal

Kesulitan mencari makanan halal di Skotlandia, rupanya menjadi tantangan lain yang mendera selama bulan Ramadhan.

Tak hanya dari segi haram atau halalnya saja. Sisi pengolahan makanan juga harus sesuai dengan kaidah-kaidah Islam, termasuk cara menyembelih hewan.

"Untuk dapat menghindarkan diri dari mengonsumsi makanan haram,  proses pengolahan makanan perlu diperhatikan. Unggas (ayam dan burung) yang tidak disembelih menurut aturan Islam atau diolah menggunakan alat masak yang sama dengan daging babi, maka tetap tidak halal dan termasuk kontaminasi silang," kata Ulhaq.

Berdasarkan pengamatan Ulhaq, ada banyak sekali restoran di Glasgow yang menyajikan hidangan dari daging ayam dan sapi. Namun, ia tidak mengetahui apakah itu halal atau tidak.

Menurutnya, hal-hal seperti itulah yang membuat umat Islam di Skotlandia kesulitan mencari makanan halal, sehingga memasak dan buka bersama di masjid menjadi opsi terbaik saat ini.

Banyak pelajar Muslim yang berasal dari India, Pakistan, Bangladesh (Asia Selatan) dan negara-negara Timur Tengah lainnya. Chicken Tehari adalah salah satu hidangan wajib di berbagai masjid di kota Glasgow.

Masakan tradisional Bangladesh ini merupakan ayam yang dimasak bersama bumbu rempah seperti daun salam, garam masala, cabai hijau, kapulaga, cengkeh, kayu manis, dan bawang bombay. Kemudian disajikan bersama nasi khas Bangladesh.

Sebagai penutup, untuk mengurangi rasa rindu akan rumah, Ulhaq beserta teman-teman PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) di UK terkadang mengadakan acara buka bersama untuk mempererat keakraban.

https://travel.kompas.com/read/2022/04/12/133100027/ramadhan-di-skotlandia-wni-ceritakan-sulitnya-cari-makanan-halal

Terkini Lainnya

Hari Ini, Pameran Saudi Tourism Authority Digelar di Kota Kasablanka

Hari Ini, Pameran Saudi Tourism Authority Digelar di Kota Kasablanka

Travel Update
5 Kampung Wisata di Surabaya, Ada Kampung Arab

5 Kampung Wisata di Surabaya, Ada Kampung Arab

Jalan Jalan
Kadispar Bali Soal Syuting Pick Me Trip: Boleh Promosi Wisata, Asal Ikut Regulasi

Kadispar Bali Soal Syuting Pick Me Trip: Boleh Promosi Wisata, Asal Ikut Regulasi

Travel Update
5 Tempat Belanja Oleh-oleh di Solo, Jawa Tengah, Awas Kalap

5 Tempat Belanja Oleh-oleh di Solo, Jawa Tengah, Awas Kalap

Jalan Jalan
Hotel Accor Tawarkan Paket Menginap dan Tiket Java Jazz Festival 2024

Hotel Accor Tawarkan Paket Menginap dan Tiket Java Jazz Festival 2024

Travel Update
5 Kota dengan Potensi Wisata MICE Tertinggi di Indonesia Menurut PHRI

5 Kota dengan Potensi Wisata MICE Tertinggi di Indonesia Menurut PHRI

Travel Update
 Angkringan Puncak Bibis, Angkringan dengan Sentuhan Modern

Angkringan Puncak Bibis, Angkringan dengan Sentuhan Modern

Hotel Story
630 Jemaah Umrah Berlebaran di Tanah Suci bersama Ustazah Oki Setiana Dewi

630 Jemaah Umrah Berlebaran di Tanah Suci bersama Ustazah Oki Setiana Dewi

Travel Update
Pemerintah Kota Bangkok Keluarkan Peringatan Panas Ekstrem

Pemerintah Kota Bangkok Keluarkan Peringatan Panas Ekstrem

Travel Update
Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Travel Update
Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke