Lanskap kultural
Selain keindahan bentukan endokarst, goa-goa di KKMP juga banyak menyimpan lukisan goa. Di Goa Bulu Barokka, misalnya, terdapat puluhan gambar menyerupai perahu, orang, pohon, serta telapak tangan berwarna hitam dan merah. Keaslian lukisan itu, menurut Guru Besar Bidang Batuan Karbonat Universitas Hasanuddin Prof Dr AM Imran, telah diteliti Belanda tahun 1930.
Dikatakan, kondisi karst di Maros, khususnya di Rammang-Rammang, masih terjaga. Stalaktit dan stalagmit di sejumlah goa masih aktif berkembang karena minimnya cahaya matahari yang masuk goa dan tingginya intensitas hujan.
Menurut Mas Noerdjito, pakar vegetasi kawasan karst, pensiunan Peneliti Utama LIPI, stalaktit dan stalagmit akan terjaga kilapnya kalau tersedia cukup air untuk proses karstifikasi, dengan menjaga hutan alam di daerah tangkapan air.
Ahli lukisan prasejarah dari Departemen Seni Rupa ITB, Dr Pindi Setiawan, menjelaskan, lukisan di dinding goa itu adalah warisan budaya manusia berbentuk gambar yang paling tua dan paling lebar rentang waktunya.
Lanskap kultural yang merekam perjalanan peradaban manusia itu dibuat oleh Homo sapiens sejak 50.000 tahun lalu, atau 40.000 tahun lalu di Australia dan sekitar 33.000 tahun lalu di Eropa. Gambar-gambar di goa di daerah Maros diperkirakan dibuat sekitar 5.000 tahun lalu.
Menurut Pindi, sebenarnya hanya 30 persen lukisan goa terdapat di goa-goa di Kalimantan dan Sulawesi, belakangan, Sumatera. Selebihnya merupakan gambar tebing.
”Hasil gambar atau hasil kebudayaan itu terkait dengan hal tertentu. Semua tipe mata pencarian menghasilkan budaya berbeda. Wilayah berbeda juga menghasilkan kebudayaan berbeda,” tutur Pindi.
Gambar-gambar di dinding goa itu juga memiliki fungsi sosial dan mengandung pesan nonverbal melintasi waktu. Sayangnya, upaya preservasi, menurut Pindi, hanya menjadi kebetulan sejarah, bukan kebutuhan sejarah, tergantung kepentingan masyarakat modern. Ironis! (Maria H/Fitrisia M)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.