Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semburat Api Biru Ijen Mendunia

Kompas.com - 24/11/2013, 14:39 WIB

Potensi Ijen ini membuat pemda kian gencar mempromosikannya. Dua tahun terakhir, misalnya, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengadakan kompetisi balap sepeda taraf internasional tahunan Tour de Ijen.

Jalan raya dari pusat kota Banyuwangi menuju Paltuding pun dibikin mulus guna mendukung perhelatan ini. ”Tour de Ijen merupakan promosi ekowisata yang dikemas dalam konsep olahraga,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Kandungan belerang

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Ijen Bambang Heri Purwanto mengatakan, nyala api biru di Ijen bukanlah sesuatu yang baru dalam dunia vulkanologi. Hampir di semua gunung api aktif terdapat nyala api yang dipicu terbakarnya gas metana oleh rembesan panas bumi. Untuk memantik api biru, temperatur dari perut bumi bisa mencapai ribuan derajat celsius.

Yang unik di Ijen adalah api biru dapat muncul sepanjang malam dengan suhu dari dalam perut bumi hanya sekitar 600 derajat celsius. Apa penyebabnya? Tak lain adalah kandungan belerang Ijen yang begitu besar.

”Panas yang merembes lewat celah gas panas bumi membakar belerang dan memunculkan api berwarna biru. Api biru yang seperti ini satu-satunya di Indonesia, bahkan mungkin tak ada duanya di dunia,” kata Heri.

Menurut Heri, potensi belerang di Ijen dapat mencapai 60 ton per hari. Dari jumlah itu, hanya 20 persen atau sekitar 15 ton yang dimanfaatkan oleh sekitar 350 petambang belerang. ”Sisanya menguap menjadi asap. Kalau malam ya yang terbakar menjadi api biru itu,” jelasnya.

Penelitian mengenai api biru ini masih minim. Namun, dia meyakini api biru di Ijen dapat sewaktu-waktu sirna jika terjadi perubahan struktur gunung Ijen. Alasannya, semburat api biru ini tergantung dari kadar belerang yang ada di Ijen.

Perubahan struktur dimungkinkan jika Ijen meletus. Gunung Ijen terakhir kali meletus pada 30 Oktober 1976. Untuk saat ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menetapkan status Ijen menjadi Waspada (Level II) pada 26 Agustus 2013. Sebelumnya, gunung ini berstatus Siaga selama lebih dari setahun. Dengan segala keunikannya, Ijen menjadi destinasi yang tak ada duanya di Indonesia, bahkan di dunia. (Harry Susilo dan Syamsul Hadi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com