Tafsir Tarumanagara
Krontjong Toegoe merepresentasikan Kampung Tugu, lokasi penemuan Prasasti Tugu. Sejak tahun 1911, prasasti yang terbuat dari batu kali lonjong itu disimpan di Museum Nasional dekat Monas, Jakarta.
Arkeolog Universitas Indonesia, Hasan Djafar, menuturkan, Prasasti Tugu diperkirakan dibuat Raja Tarumanagara Purnawarman pada sekitar tahun 450 Masehi.
Prasasti Tugu dengan lima baris kalimat berhuruf palawa menyingkap pembuatan kanal dari Sungai Candrabagha (Kali Bekasi) dan Kali Gomati (Kali Cakung) sepanjang 11 kilometer. Diperkirakan pembuatan kanal itu memiliki dua tujuan, yaitu meredam banjir dan untuk irigasi pertanian.
”Kanal yang dibuat dari Kali Gomati melintasi istana Tarumanagara sebelum menuju laut,” kata Hasan.
Pembuatan kanal ini menunjukkan upaya atau teknologi menghadapi banjir di Tarumanagara waktu itu. Ini sekaligus menyingkap tafsir bahwa kehancuran Tarumanagara di pantai utara juga akibat banjir dari luapan Sungai Citarum.
”Tarumanagara hancur oleh luapan banjir Sungai Citarum meski sudah ada teknologi kanal,” ujar Hasan.
Hasan menunjuk beberapa lokasi di Jakarta seperti di Pasar Ikan dan Museum Bahari. Dari hasil penggalian untuk risetnya, ditemukan tanah asli terpendam sampai setengah meter lebih.
Jakarta juga menjadi muara sungai-sungai. Tumpukan sedimentasi sungai meninggikan permukaan sungai. Menurut Hasan, dari sejarah Tarumanagara bisa diambil pelajaran berharga upaya mempertahankan suatu wilayah dari ancaman bencana banjir.
”Jika salah kelola, Jakarta bisa bernasib seperti Tarumagara,” kata Hasan. (Dwi As Setianingsih dan Nawa Tunggal)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.