Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baidjuri Tarsa, Maestro Seni Pertunjukan Bangka

Kompas.com - 12/01/2015, 18:14 WIB

Orangtuanya mengharapkan Baidjuri muda menjadi guru agama. Apalagi, ia sudah menyelesaikan pendidikan menengah di pendidikan guru agama. Jalur kariernya sudah hampir sesuai harapan orangtuanya, kala Baidjuri mendaftar ke IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. ”Tetapi, saya tetap sibuk berkesenian. Pentas teater, main musik,” ujarnya.

Impian orangtua agar Baidjuri menjadi guru agama kandas saat ia memilih menjadi pekerja di PN Timah di Bangka. Sejak berpuluh tahun lalu, menjadi karyawan PN Timah sudah menjadi impian banyak orang di Bangka dan Belitung.

Namun, status sebagai pekerja PN Timah bertahan sampai 1994. Pasalnya, karier Baidjuri di PN Timah berakhir karena ada pengurangan pegawai secara besar-besaran.

”Anak masih kecil-kecil waktu kami terpaksa pensiun. Kami melakukan apa saja untuk menyambung hidup,” ujar Baidjuri yang selama bekerja di PN Timah, ia dan istrinya aktif di kelompok paduan suara dan kegiatan seni lain.

”Hanya kami berdua orang Bangka di paduan suara. Anggota lain sebagian besar orang Batak,” tuturnya.

Baidjuri, yang punya waktu luang, aktif berkesenian. Ia aktif di beberapa sanggar sebelum akhirnya mendirikan sanggar sendiri, Sanggar Kite.

Di Sanggar Kite, ide-idenya diterjemahkan dalam berbagai pertunjukan. Sejak 2000, sanggar itu tidak pernah putus mendapat penghargaan berbagai festival seni di Bangka, Sumatera, dan Jawa.

Kerap kali, dalam setahun beberapa penghargaan diraih sanggar itu. ”Dalam perjalanan, sebagian teman-teman keluar dan mendirikan sanggar baru. Makanya sekarang Sanggar Kite lebih sering disebut Institut Seni Kite,” ujarnya.

Sebagian sanggar yang dikelola mantan penggiat Sanggar Kite tersebut juga produktif berkarya. Seperti Sanggar Lawang Budaya yang dipimpin putra ketiga Baidjuri, Wandasona Alhamd.

”Kami beda segmen, walau sama-sama berakar pada tradisi Bangka,” ujar Wandasona.

Wanda lebih berkonsentrasi pada anak-anak dan pelajar. Sanggar Lawang Budaya menjadikan seni tradisi sebagai dasar kreasi. Untuk pertunjukan lebih banyak hasil karya baru.

Sementara Baidjuri terutama bergiat dengan remaja dan orang dewasa. Meski kerap membuat kreasi, Sanggar Kite bertahan di jalur seni tradisional Bangka. Namun, tetap saja itu tidak menghalangi Sanggar Kite dan Baidjuri rutin mendapat penghargaan.

Penghargaan tanpa henti itu menunjukkan produktivitas Baidjuri dalam seni. Produktivitas itu menjadi hal yang juga dipertimbangkan oleh tim penilai dari Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar sebelum memutuskan Baidjuri layak dianugerahi gelar Maestro Seni Tradisional. (Kris Razianto Mada)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com