Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minum Kopi Tao Dulu sebelum "Mati"...

Kompas.com - 03/08/2015, 09:10 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

Seperti terhipnotis, saya langsung mengangkat gelas dan menghabiskan isinya. Melihat isi gelas saya sudah habis, dia berdiri dan menuju dapur. Terlihat dia mengambil dua sendok biji kopi yang sudah disangrai dari topeles kaca ukuran sedang. Membuatnya menjadi bubuk, lalu menyeduhnya. "Ini kopi luwak Dolok Sanggul," katanya singkat.

Wow, jarang-jarang orang mau memberi kopi luwak gratis. Dia malah menyuguhiku kopi luwak dengan porsi jumbo. Alhamdulillah... "Pada 13 Desember 2014 lalu, Lembaga Sertifikasi Profesi Kopi Indonesia (LSPKI) menerbitkan Sertifikat Kompetensi untukku karena dinilai kompeten dalam pengolahan kopi khususnya kopi luwak berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan Assesor LSPKI," ujar Jimmy.

Unit kompetensi yang diuji meliputi; mengumpulkan biji kopi dari faeces luwak, pembersihan biji kopi, pengupasan, sortasi, penyimpanan dan penyangraian. Sertifikat ini menjadi kebanggaan bagi Kopi Tao sebab bisa menghadirkan kopi luwak bagi para konsumen sesuai standar yang dikerjakan tangan-tangan profesional.

Jimmy merasa semakin terpacu mempersiapkan diri menghadapi persaingan pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2016, khususnya untuk sektor komoditi kopi. "Saat ini banyak konsumen pecinta kopi luwak yang kecewa dan khawatir terhadap keaslian produk yang dijual para pengusaha retail kopi. Bukan berarti kami mengklaim produk kopi luwak kami adalah yang terbaik dibandingkan produk lain. Tapi kami punya jaminan dan garansi, tidak hanya sekadar melalui lisan atau tulisan bahwa kopi Luwak kami produksinya diproses dengan benar dan kopinya asli kopi luwak bukan campuran. Sertifikat kompetensi itu menjadi bukti," paparnya.

Kalau kita merujuk pada pengolahan khususnya kopi luwak, maka akan sulit membedakan secara fisik antara buji kopi luwak dengan biji kopi reguler. Begitu juga soal rasa, jika kita hanya sesekali menikmati kopi luwak (apalagi tidak bisa memastikan keasliannya) maka sulit juga untuk membedakannya dengan rasa kopi premium. "Pesan kami, pastikan produk yang Anda beli sehingga tidak dirugikan," katanya sambil tertawa.

Saya menyeruput kopi luwak yang hampir hilang hangatnya. Keasyikan cerita membuat saya lupa memegang gelas. Ulasannya menarik, saya dapat pengetahuan banyak tentang kopi. "Nanti kalau ada acara tes cupping, aku undang, ya... Biar tahu bagaimana menilai dan menguji cita rasa dari karakter sebuah kopi. Ini gawean untuk silaturahmi antar pegiat kopi Kota Medan sambil meningkatkan kapasitas," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com