Tampaknya juga tiga anak tangga itu wujud hubungan manusia dengan Tuhan, antarsesama, dan manusia dengan jagat raya. Namun, dilihat dari bagian fondasi bertinggi sekitar 0,60 meter dari permukaan tanah, mungkin itu merupakan strategi menghindari kelembaban udara yang tinggi atau serangan rayap.
Atap rumah berupa alang-alang adalah sumber penghangat dalam rumah di malam hari sebab alang-alang dapat menyimpan akumulasi panas matahari.
Dinding rumah berbahan anyaman bambu berfungsi untuk normalisasi sirkulasi udara, juga mengontrol (mengintip dari lubang anyaman bambu) suasana di luar rumah, terutama di malam hari.
Adapun kotoran sapi yang dijadikan salah satu material lantai rumah berfungsi sebagai penghangat di malam hari dan pengusir lalat atau nyamuk.
Permukiman penduduk di daerah selatan Lombok umumnya terletak di dataran tinggi atau perbukitan yang tidak ditanami atau kurang subur. Di sinilah kearifan lokal masyarakat.
Mereka tidak mengeksploitasi lahan produktif untuk pembangunan fisik mengingat tanah yang subur mesti diolah dan dijaga demi kesinambungan sumber nafkah hidup mereka.
Untuk menyimpan padi tersedia alang (lumbung) di antara lorong tempat tinggal. Padi itu diambil tiap hari Senin dan hanya kalangan perempuan yang boleh naik mengambilnya.
Hak itu diberikan karena perempuanlah yang mengurus keperluan dapur rumah tangga sehingga pengambilan logistik disesuaikan dengan kebutuhan harian, mingguan, dan bulanan agar tidak boros.
Rumah-rumah itu menghadap timur dan dibangun secara gotong royong. Letak rumah ditentukan sesuai dengan usia pemiliknya dalam keluarga. Rumah yang muda berada paling bawah (timur), sedangkan yang tua berada paling atas (barat).
Pengaturan rumah ini menyimbolkan sikap saling melindungi, imbal balik. Yang muda dan berumah di timur melindungi yang tua dari sengatan matahari pagi. Sementara yang tua dan berdiam di barat menjadi pelindung yang muda dari sengatan matahari sore.
Itulah oleh-oleh kami mengitari kampung itu, bahwa rumah-rumah itu dibangun berlandaskan aspek teknis dan nilai-nilai budaya yang notabene jati diri bangsa.
Mengabaikan jati diri di tengah konsekuensi kemajuan teknologi komunikasi saat ini sama halnya menjadikan Indonesia negara maju yang kehilangan identitas sebagai bangsa. (KHAERUL ANWAR/BANU ASTONO)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.