KEMENTERIAN Pariwisata, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan harian Kompas kembali bekerja sama menggelar kegiatan dengan magnet Gunung Tambora di Pulau Sumbawa.
Kegiatan bertajuk ”Festival Pesona Tambora 2016” ini merupakan kelanjutan program Tambora Menyapa Dunia 2015 yang digelar untuk memperingati 200 tahun letusan Gunung Tambora.
Kegiatan Tambora Menyapa Dunia 2015 yang juga menjadi pintu masuk untuk mempromosikan pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) itu mendapatkan apresiasi Presiden Joko Widodo.
Saat memberikan sambutan pada puncak kegiatan itu di Doro Ncanga, Kabupaten Dompu, 11 April 2015, Presiden meminta agar kegiatan itu dijadikan agenda tahunan.
Gayung pun bersambut. Pemprov NTB juga tengah gencar mempromosikan potensi wisatanya agar tidak sekadar mendapat limpahan wisatawan dari Pulau Bali. Dari segi potensi alam untuk pariwisata, NTB tidak kalah dengan Bali.
Menteri Pariwisata Arief Yahya, saat peluncuran Festival Pesona Tambora 2016 pada 11 Januari lalu, mengatakan, NTB merupakan salah satu destinasi pariwisata andalan Indonesia.
Namun, mengandalkan keindahan alam saja tidaklah cukup. Harus ada promosi untuk mengenalkan keindahan itu dan juga pembenahan untuk menarik dan memudahkan wisatawan datang.
Dari segi kunjungan wisatawan, NTB memang masih kalah jauh dibandingkan dengan Bali yang menjadi primadona utama tujuan wisatawan, terutama wisatawan mancanegara (wisman).
Pada 2015, jumlah kunjungan wisman saja di Bali sekitar 5 juta orang. Pada tahun yang sama, jumlah kunjungan wisman di NTB sekitar 1 juta orang dari total 2 juta kunjungan wisatawan.
Pemprov NTB optimistis kunjungan wisatawan bisa mencapai 3 juta pada tahun ini. Seperti tahun lalu, pertumbuhan wisatawan tahun ini diharapkan juga berkat Festival Budaya Tambora 2016.
Selain mempromosikan pariwisata NTB, Festival Pesona Tambora 2016 juga diharapkan dapat mendongkrak angka kunjungan wisatawan.
Saat Tambora Menyapa Dunia 2015, jumlah wisatawan yang datang sekitar 15.000 orang. Tahun ini, diharapkan lebih banyak lagi.
Sebagaimana pada Tambora Menyapa Dunia 2015, ada tiga kegiatan utama dalam Festival Pesona Tambora 2016, yaitu seminar tentang potensi wisata NTB, wisata minat khusus dan sport adventure (olahraga dan petualangan), serta kegiatan seni dan budaya.
Adapun wisata minat khusus dan sport adventure pada 13-16 April dihelat dalam kegiatan lari dan bersepeda. Untuk lari, ada Ultra Run atau lari Ultra Marathon atau Lintas Sumbawa.
Lari Lintas Sumbawa dibagi menjadi dua kategori, yaitu 320 kilometer (km) dengan rute Taliwang (Sumbawa Barat)-Doro Ncanga dan lari 100 km dengan rute Kota Bima-Doro Ncanga. Lari trail juga ada dua kategori, yaitu 50 km dan 25 km, dengan rute lintasan trail Gunung Tambora.
Untuk kegiatan bersepeda, Festival Pesona Tambora 2016 menawarkan Tambora Bike Camp. Jika tahun lalu peserta hanya bersepeda, kali ini peserta diajak berkemah dan menikmati keindahan Pulau Moyo, ikon wisata Sumbawa.
Pulau di Teluk Saleh ini disebut-sebut juga sebagai the great escape para bintang dan selebritas dunia, termasuk Putri Diana atau Lady Di (almarhumah) yang datang seorang diri ke pulau ini pada Agustus 1993.
Peserta kegiatan lari dan sepeda ini juga diharapkan menjadi agen wisata untuk mempromosikan pariwisata NTB, terutama Sumbawa. Pada Tambora Menyapa Dunia 2015, para peserta Tambora Bike mengagumi panorama sepanjang perjalanan bersepeda.
Tak jarang, mereka berhenti untuk berfoto bersama atau swafoto dengan latar belakang panorama alam Sumbawa, baik laut, sawah/ladang, maupun perbukitan.
”Bagus sekali pemandangannya. Saya ingin ke sini lagi membawa anak dan istri kalau liburan,” kata Adrian Rusmana (45), periset usaha mikro, kecil, dan menengah dan pasar modal dari Jakarta, peserta Tambora Bike. Ia meminta difoto bersama sepedanya berkali-kali di tepi Teluk Saleh (Kompas, 12 April 2015).
Bagi peserta Tambora Bike yang sebagian besar dari luar NTB, perjalanan bersepeda dari Mataram hingga Doro Ncanga di kaki Gunung Tambora bagai mengungkap pesona Lombok- Sumbawa.
”Sumbawa cakep banget! Panoramanya top. Panasnya juga top!” ungkap Royke Lumowa, peserta yang juga perwira tinggi Polri, waktu itu.
Selain tiga kegiatan utama itu, ada pergelaran seni-budaya di Dompu dan Bima. Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas juga menyelenggarakan bakti sosial berupa operasi katarak gratis dengan target layanan 800 orang di Kabupaten Dompu, Bima, serta Kota Bima.
Semua kegiatan ini akan dipublikasikan di harian Kompas, Kompas TV, Kompas.com, dan jaringan radio Sonora, hingga 17 April. (YOVITA ARIKA)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.