Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Kuliner Era Pergerakan Nasional

Kompas.com - 20/04/2016, 17:22 WIB

Minuman dan makanan yang disebut dalam novel-novel itu antara lain minuman keras brendi, sigaret, kue-kue, serta kopi. Semua disediakan oleh jongos rumah tangga.

Seusai bersantai, acara biasanya dilanjutkan dengan makan malam. Acara makan malam disebut beberapa kali, namun sayang sekali Marco tidak terlalu rinci menyebut suasana makan dan jenis makanan. Ia hanya menyebutkan, seusai makan, biasanya tamu atau penghuni rumah berangkat tidur.

Makan di luar rumah

Melalui novel Marco, kita juga mengetahui saat itu sudah ada tradisi makan di luar rumah. Makan di luar rumah dilakukan untuk berbagai keperluan.

Dalam novel Gelap Mata yang mengambil latar Kota Semarang disebutkan, sejumlah orang bertemu dan mengobrol di sebuah tempat yang disebut rumah kopi. Di tempat itu, antara lain, tersedia kopi susu. Mereka melakukan hal itu sore hari hingga menjelang pukul 19.00.

Pada masa itu juga sudah dikenal restoran. Di restoran tersedia nasi, sup, roti keju, bir cap Koentji, es bonbon, dan cokelat. Orang kadang membeli makanan itu untuk dibawa ke hotel ketimbang beli makanan di hotel tempat menginap.

Gambaran restoran secara detail ditemukan di novel Student Hidjo. Di Sriwedari, Solo, disebutkan ada tempat hiburan, bioskop, dan restoran. Perempuan dalam cerita itu disebutkan agak risi dengan keadaan yang gelap ketika ia diajak pacarnya ke tempat itu.

Mereka memesan dua botol limun. Minuman jenis ini boleh dibilang modern karena sejak beberapa tahun lalu minuman dalam kemasan itu mulai dikenal. Waktu itu minuman dalam kemasan disebut "aer blanda".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com