Sisa penambangan kekayaan alam Belitung memang pelan-pelan dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan bagi warga Belitung melalui pariwisata. Semua komodifikasi itu dilakukan karena semakin banyak orang Belitung percaya, pariwisata akan menjadi motor baru bagi Belitung.
Warisan lain dari penambangan timah adalah kebiasaan minum kopi. Sebagian kedai kopi di Tanjung Pandan dan Manggar sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka.
Saat orang-orang di daerah lain sudah tergesa dengan berbagai urusan, orang-orang di Belitung masih menikmati kopi yang dipesan sebelum pukul 07.00. Di Manggar, ibu kota Belitung Timur, orang-orang bisa menghabiskan separuh hari di kedai kopi.
Amat kerap terdengar alunan suara Pance Pondaag dan rekan-rekannya di kedai-kedai itu. Padahal, di tempat lain, sudah lebih dari satu dekade tak ada lagi tempat minum yang memperdengarkan rekaman nyanyian selebritas era 1980-an itu.
”Banyak tamu kami justru mencari suasana itu. Mereka berlari dari kesibukan dan ketergesaan di daerah lain. Di Belitung, mereka bisa hidup lebih lambat. Tidak pernah khawatir terjebak macet atau terlambat menghadiri janji bertemu. Jam tidak berlaku di sini,” tutur Agus Pahlevi, pegiat pariwisata Belitung.
Bupati Belitung Sahani Saleh mengatakan, Belitung sudah mempunyai kawasan ekonomi khusus pariwisata dengan pusat di Tanjung Kelayang. Untuk menunjang hal itu, pemerintah menggenjot infrastruktur.