“Di era Presiden Joko Widodo, pariwisata ditempatkan sebagai sektor unggulan, selain infrastruktur, maritim, pangan dan energi,” katanya.
Vinsensius Jemadu tidak mengada-ada. Faktanya, pariwisata memang sudah dijadikan sektor unggulan pembangunan nasional. Itu terjadi lantaran pertumbuhan penerimaan devisa pariwisata tertinggi. Angkanya mencapai 13 persen. Sangat kontras bila dibandingkan dengan minyak gas bumi, batubara, dan minyak kelapa sawit yang pertumbuhannya negatif.
Menyinggung daya saing dengan negara lain, statistik menunjukkan hal yang menggembirakan. Tahun 2015, dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia, pertumbuhan kunjungan turis ke Indonesia naik lebih besar.
Ia memaparkan, Malaysia turun 15,7 persen, Singapura naik 0,9 persen, sementara Indonesia naik 10,3 persen menjadi 10,4 juta wisman. “Jadi tak perlu ragu lagi dengan komitmen Presiden Jokowi untuk membangun '10 Beyond Bali'," ujarnya.
Menurut Vinsensius Jemadu, kuatnya komitmen Presiden Jokowi bisa dilihat dari kepeduliannya menginjakkan kaki ke destinasi top di tanah air. Mulai Raja Ampat (Papua), Labuan Bajo (NTT), Lombok (NTB), Borobudur (Jateng), Danau Toba (Sumut), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Mandeh (Sumbar), Mentawai (Sumbar), hingga Nias (Sumut).
“Itu menunjukkan perhatian yang sangat serius. Jadi kalau ke Indonesia, jangan hanya sampai ke Bali saja. Sempatkan juga berwisata ke '10 Beyond Bali',” ajak Vinsensius Jemadu.
“Banyak tempat yang bagus di Indonesia. Ada Papua, Sumatera, Jawa, Sulawesi, semuanya bagus. Budayanya juga sangat beragam, banyak yang unik. Jadi silakan eksplor Indonesia lebih jauh lagi,” ajak Dubes Nadjib. (*)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.