Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keris Lombok, Pusaka Kerajaan Tanpa Empu

Kompas.com - 23/10/2016, 19:14 WIB

Tidak jarang dalam perburuan itu ditemukan keris-keris langka. Mamed, misalnya, memiliki satu koleksi keris yang panjang bilahnya 48 cm dengan pamor kulit semangka, warangkanya terbuat dari kayu borok berornamen mirip lingga yoni. Keris itu dibeli dari seorang penduduk di Lombok Tengah.

”Saya tidak munafik. Kalau ada yang mau beli, saya jual, asalkan nilai penjualan itu bisa ’membayar’ kepuasan batin pada keris ini,” ujar Mamed.

Rizal, misalnya, memiliki keris adikarya (masterpiece), yaitu ada simbol menak (sosok manusia) pada bagian dhapur keris, dengan pamor sure pada bilahnya, luk 3 dengan panjang 55 cm. Keris warga Lingkungan Rungkang Jangkuk, Mataram—satu dari 300 koleksinya— dibelinya pada 2012. Keris itu pernah ditawar Rp 100 juta, tetapi Rizal enggan melepasnya.

Keris-keris itu termasuk yang dipamerkan pada 15-17 September lalu di Museum Negeri NTB. Keris yang ditunjukkan ke publik untuk ketiga kali ini antara lain bertujuan menanamkan kecintaan pada keris sekaligus mengerem laju berpindah kepemilikannya ke tangan asing. ”Jika itu dibiarkan, kita kehilangan jejak sejarah,” kata Habibi.

Lombok mungkin tidak punya empu keris, tetapi memiliki pencinta/kolektor yang peduli dan bersemangat merawat dan memeliharanya. Di tangan mereka sejarah dan peradaban Nusantara tersimpan, setidaknya agar bisa disaksikan generasi kini dan esok. (Khaerul Anwar)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Oktober 2016, di halaman 22 dengan judul "Keris Lombok, Pusaka Kerajaan Tanpa Empu".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com