Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melestarikan Kalong di Tepi Teluk Tomini

Kompas.com - 03/11/2016, 08:19 WIB

Tanda mengatakan, satu pemburu bisa mendapatkan 15 kalong setiap hari. Kalong dijual Rp 15.000 per ekor.

Saat Tanda berada di pangkalan perahu nelayan yang juga akses menuju habibat kalong, pemburu yang kebanyakan warga Tomoli itu tidak berani pergi menangkap kalong. Sebaliknya, saat bapak enam anak tersebut tak ada di sana, pemburu dengan bebas beraksi.

”Saya tidak jera untuk menghalau dan melarang orang menangkap kalong meski itu tidak sanggup menyelesaikan masalah,” ujar Tanda.

Bersama salah seorang anaknya, ia pernah memotong dua tiang yang dipakai untuk menambatkan tali guna menjerat kalong. Pemburu kalong itu mengamuk. Meskipun begitu, Tanda tidak kapok sembari meyakinkan orang itu bahwa kalong menjadi ikon Desa Tomoli yang harus dijaga agar suatu saat terkenal luas.

Terus berkurang

Maraknya perburuan mengakibatkan populasi kalong terus berkurang. Saat ini populasi kalong yang menetap di 5 hektar hutan mangrove di Tomoli diperkirakan berjumlah 1.000 ekor. Lima tahun lalu, populasi kalong sekitar 10.000 ekor.

Meski tidak menyebutkan angka pasti, Tanda menuturkan, empat tahun silam, saat kalong berputar-putar mengitari kawasan hutan mangrove, langit berubah sangat gelap. Binar matahari senja ditutupi sayap kawanan kalong. Kemewahan itu tidak pernah disaksikan lagi.

Terancamnya hewan itu juga bisa dilihat dari migrasi habibat. Sebelum menetap di kawasan hutan mangrove yang membentuk tanjung saat ini, kawanan kalong menghuni pulau kecil yang juga dipenuhi mangrove. Jarak pulau itu sekitar 100 meter dari habibat kalong saat ini atau 75 meter dari tepi pantai.

Tanda khawatir jika langkah tegas terhadap penangkapan kalong tidak segera diambil kawanan kalong itu bisa punah atau bermigrasi ke tempat lain. ”Kami tentu tidak mau ini terjadi,” ucapnya.

Albert Yusuf (42), warga Tomoli, yang mengaku tidak pernah memburu kalong, pernah mengusulkan kepada pemerintah desa setempat untuk menempatkan petugas khusus mengawasi perburuan kalong. Hingga saat ini usulan itu belum terwujud.

”Kami menghormati inisiatif orang tua seperti Pak Tanda. Akan tetapi, karena tidak ada kekuatan untuk melarang, orang dengan gampang tidak menghiraukan,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com