Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keamanan Pangan dalam Industri Pariwisata

Kompas.com - 09/12/2016, 20:48 WIB

Setiap tahap berpotensi mencemarkan bahan pangan dan makanan-minuman yang dihasilkan. Penyediaan makanan-minuman yang berbahaya bagi kesehatan akan berpengaruh buruk terhadap kepariwisataan.

Kasus keracunan makanan masih banyak terjadi di berbagai daerah di Indonesia, karena masih rendahnya mutu pengawasan produksi olahan pangan.

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), selama periode 2010-2014 angka keracunan makanan di Indonesia mencapai 1.218 kasus. Catatan berdasarkan laporan masyarakat dan pemberitaan, kasus keracunan berawal dari konsumsi terhadap makanan rumah tangga, makanan katering, jajanan pasar dan sekolah.

Dari Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) pada 2014, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) menemukan fakta bahwa setiap tahun ada sekitar 200 laporan kejadian luar biasa (KLB) keracunan makanan di Indonesia.

Pada awal tahun 2016 di Sukabumi terjadi 4 kasus keracunan makanan dengan jumlah korban lebih dari seratus orang, seorang di antaranya meninggal dunia.

Pada tahun sebelumnya (2015) keracunan makanan di daerah tersebut mencapai 16 kasus, dan menempatkan Kabupaten Sukabumi sebagai yang tertinggi di Indonesia dalam jumlah kasus keracunan makanan.

Hingga Juni 2016 di Indonesia tercatat 60 kasus keracunan makanan dengan jumlah korban 4.282 orang, 32 orang di antaranya meninggal dunia. Jumlah korban keracunan setengah tahun ini hampir menyamai jumlah korban keracunan tahun 2015 (5761 korban, 31 orang di antaranya meninggal).

Oktober 2016, artis Sissy Priscillia berbagi cerita lewat akun instagramnya, bahwa ia keracunan setelah menyantap masakan di sebuah restoran di Jakarta. Marc Marquez, pembalap motor asal Spanyol, pernah diberitakan mengalami gastroenteritis setelah menyantap makanan tertentu di Indonesia.

Gastroenteritis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada saluran pencernaan (lambung dan usus halus), sehingga mengakibatkan kombinasi diare, muntah, sakit dan kejang perut.

Awal Juli 2016 bek andalan Manchester United, Chris Smalling, keracunan makanan saat berlibur di Bali. Ia sempat pingsan dan dirawat di rumah sakit.

KOMPAS/KRIS RAZIANTO MADA Para pekerja gerai Soto Gading menyiapkan pesanan pembeli di salah satu tujuan wisata kuliner populer di Solo, Jawa Tengah, Minggu (17/7/2016).
Menurut hasil pemetaan kasus keracunan yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Bali masuk lima besar kasus keracunan yang terjadi di Indonesia selama 2010-2015. Padahal Bali merupakan daya tarik utama bagi wisman yang berkunjung ke Indonesia.

Kenyataan tersebut merefleksikan sistem keamanan pangan di Indonesia belum sepenuhnya terjaga. Untuk menjamin keamanan makanan, pemerintah perlu lebih gencar dan ketat mengawasi setiap tahap pengadaannya, sekaligus melakukan pembelajaran tentang keamanan pangan.

Wisata Kuliner

Dalam kepariwisataan sendiri berkembang konsep wisata kuliner dengan salah satu tawarannya adalah makanan tradisional (khas daerah).

Makanan-minuman yang sehat, sesuai selera, tampilan dan kemasan menarik/unik, bisa menjadi suvenir alternatif bagi turis. Misalnya gudeg kendil, kopi dalam kotak batik atau berukir motif lokal, manisan atau dodol dalam anyaman pandan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com