Masalahnya, penyediaan makanan khas daerah melibatkan produsen lokal tingkat industri rumah tangga yang belum semuanya mempunyai standar produksi.
Sebuah survei yang dilakukan tahun 2009 terhadap 1.504 industri rumah tangga pangan (IRTP) di 18 provinsi menunjukkan bahwa hanya 24,14 persen IRTP yang mampu menerapkan cara produksi pangan dengan baik. Sementara itu, 51,06 persen masih memerlukan pendampingan.
Pada umumnya, kesan seseorang terhadap suatu hal berawal dari kontak mata, telinga, penciuman, indera perasa. Untuk makanan-minuman, perlu diperhatikan juga akibatnya terhadap tubuh. Kenangan buruk tentang suatu hal dapat membuat orang kapok, tidak ingin mengulang.
Sebagaimana terjadi pada sebuah restoran di Jepang pada Juni 2016. Keracunan dialami oleh 14 orang setelah menyantap masakan di restoran berbintang Michelin, Tokyo.
Padahal, restoran tersebut telah mengadopsi standar internasional untuk menjaga kualitas produknya. Restoran tersebut terpaksa ditutup beberapa hari setelah peristiwa keracunan itu.
Selain akomodasi, restoran dan sejenisnya merupakan sektor usaha yang berkaitan langsung dengan kepariwisataan. Pemenuhan kebutuhan konsumsi bagi para wisatawan, melibatkan banyak pihak dan pelaku usaha.
Mengingat pentingnya peran penyedia pangan dalam kepariwisataan dan sifat sensitif dari kepariwisataan terhadap isu negatif, maka pengawasan terhadap penyediaan atau produksi makanan-minuman perlu lebih intensif dilakukan. (LITBANG KOMPAS/F ISTIYATMININGSIH)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.