Menuju lokasi pengamatan, pengunjung harus berjalanan menanjak sekitar 100 meter dari lahan parkir.
Saya semringah begitu pertama kali melihat pemandangan di depan mata saat sampai di Washuzan Observatory. Ekspresi sama terlihat dari wajah turis lainnya.
Hamparan Laut Pedalaman Seto, pulau-pulau kecil, langit senja dan bentangan jembatan Seto-Ohashi di arah barat terlihat tanpa halangan dari ketinggian di pegunungan Washuzan.
Sesekali, kapal berlayar di bawah jembatan dan burung terbang melintas di langit.
Awalnya, saya sedikit kecewa karena matahari masih tertutup awan. Langit masih biru. Lama kelamaan, langit berubah menjadi jingga begitu matahari muncul dari balik awan. Indah.
Di lokasi pengamatan itu disediakan bangku jika ingin menikmati keindahan lanskap alam dan siluet jembatan Seto-Ohashi sambil duduk rileks. Ada pula teropong untuk melihat lebih dekat.
Pada musim dingin, melihat matahari tenggelam dari Washuzan dilakukan sebelum pukul 17.00 waktu setempat. Pasalnya, pada pukul 17.00, matahari sudah tenggelam.
Pada malam hari tak kalah indah. Jembatan bercahaya setelah lampu-lampu dinyalakan. Jangan lupa kamera yang cukup mumpuni untuk merekam momen Anda.