Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengingat Kembali "Bhinneka Tunggal Ika" di Devdan Show, Nusa Dua

Kompas.com - 24/12/2016, 12:23 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

BACA JUGA: Blusukan ke Tabanan, Melihat Rumah Tradisional Khas Bali

Pada adegan Jawa, penonton disuguhkan Tari Prajurit yang merupakan simbol kegagahan dan kekuatan para prajurit Jawa. Salah satu pertunjukan yang paling spektakuler adalah Wayang Kulit. Usai menontonnya dari depan, lantai panggung pun berputar sehingga kita bisa melihat dalang dan bagaimana proses memainkan wayang kulit. Luar biasa!

Benda keempat adalah terompet kerang. Ini adalah salah satu alat musik tradisional Kalimantan yang semakin punah. Beberapa wanita menarikan tarian khas Dayak. Ada juga Tari Air, merepresentasikan Kerajaan Kutai Kertanegara yang menjadikan sungai sebagai sarana menggerakkan perekonomian waktu itu.

Pertunjukan lainnya yang juga spektakuler adalah Duo Aerial Strap. Jika sebelumnya atraksi ini hanya dilakukan oleh satu orang, kini pasangan pria dan wanita berduet melakukan aerial strap.

Benda terakhir adalah koteka. Penutup alat kelamin pria khas Papua ini mencerminkan wilayah di pulau tersebut. Beda daerah, beda lagi bentuk kotekanya.

Panggung seketika dipenuhi oleh honai (rumah adat Suku Dani di Lembah Baliem). Tarian Papua, lengkap dengan alat musik khas yakni Tifa (semacam gendang) memenuhi panggung.

Dari awal hingga para kru berbaris mengucapkan terima kasih, pertunjukan berlangsung sekitar 90 menit. Perpaduan tari tradisional dengan atraksi mendebarkan sukses menghipnotis pengunjung. Tata cahaya dan musiknya, saya akui, memberikan nilai tambah dalam pertunjukan ini.

BACA JUGA: Di Bali, Ada Pohon Beringin Berusia Lebih dari 500 Tahun

Tiket Devdan Show bisa didapatkan mulai Rp 520.000 untuk kelas C sampai Rp 1.560.000 untuk kelas A. Anda boleh membawa kamera dan memotret pertunjukan. Namun di beberapa adegan seperti Aerial Strap, Anda tidak dibolehkan mengambil gambar.

Satu saran saya, bawalah syal atau jaket karena ruangan teater cukup dingin. Saya teringat kata-kata Handari sebelumnya, bahwa pengunjung akan keluar ruangan dengan rasa bangga.

Saya pun keluar ruangan teater dengan wajah berseri-seri. Tak sabar rasanya mengeksplor Indonesia hingga ke sudut-sudutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com