Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pati Hariyose, Jual Vespa demi Menangkar Penyu

Kompas.com - 30/03/2017, 09:08 WIB

”Mimpi besar saya adalah bagaimana masyarakat suatu hari nanti tidak hanya mencari telur penyu, tapi juga ikut menangkarnya. Artinya, apa yang saya lakukan tidak untuk saat ini saja, tetapi harapannya bisa membangun ekonomi jangka panjang bagi warga di sini,” ujarnya.

Otodidak

Yose belajar menangkar penyu secara otodidak. ”Sejak awal, tak banyak yang saya ketahui tentang penyu. Kebetulan saja saya orang pantai dan sering mengamati bagaimana telur penyu dipendam induknya di pantai hingga menetas,” tuturnya.

Berdasarkan pengamatan singkat itu, Yose mulai mengumpulkan sendiri telur penyu dan menangkarnya. Telur itu lalu ia timbun di pasir. Selanjutnya, ia menunggu telur-telur itu menetas.

”Saat itu saya tidak berani menetaskan telur banyak-banyak. Paling satu sarangan (sekitar 200 butir) karena belum begitu paham. Kalau sekarang, bisa sampai tujuh sarangan,” ungkap Yose.

Yose lalu mencari referensi lewat internet. ”Di internet, selain mempelajari lama telur menetas, juga mendapat informasi pakan yang cocok untuk tukik. Kebetulan, setelah menetas dan sebelum dilepas ke laut, tukik-tukiknya ditampung seminggu di kolam yang saya buat dari terpal,” katanya.

Selain mengumpulkan telur sendiri, Yose juga mencoba membeli dari pencari telur lainnya. Sayangnya, upaya itu tidak mudah.

”Mereka awalnya menolak karena takut dijebak kemudian dilaporkan ke polisi. Mereka lebih memilih menjualnya kepada orang lain di luar Pasir Jambak, padahal harga belinya sama,” ucapnya.

Yose pantang mundur. Ia terus membujuk para pencari telur agar menjual kepadanya.

”Saya bilang kepada mereka, ’Kalau bapak-bapak ditangkap polisi, saya bantu. Kalau telur dijual kepada saya, kan, bukan untuk konsumsi, tapi konservasi. Artinya, bapak-bapak sudah membantu saya’. Selain itu, saya juga menyampaikan surat edaran Wali Kota Padang tentang larangan menjual telur penyu,” katanya.

Para pencari telur akhirnya mau menjual telur penyu kepada Yose. Per butir telur, Yose membelinya Rp 3.000–Rp 4.000. Uang untuk membeli telur diambil Yose dari tabungannya saat mengurus rumah makan keluarga di Solo, Jawa Tengah.

”Sebelumnya, saya memang tinggal di Solo. Tapi, setelah bapak meninggal, saya pindah ke Padang untuk menemani ibu,” ujarnya menjelaskan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com