UNGARAN, KOMPAS.com - Sebuah museum untuk menyimpan benda purbakala akan segera dibangun di Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang. Tepatnya di bekas Kantor Kawedanan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Bupati Semarang, Mundjirin, mengatakan bahwa dengan adanya museum maka benda cagar budaya (BCB) tak bertuan yang banyak tersebar di wilayah Kabupaten Semarang nantinya akan lebih terawat dan terpelihara di museum ini.
"Tahun ini akan kami bangun dan ini merupakan salah satu program dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) kami. Syukur museum itu nantinya bisa dikembangkan menjadi tempat wisata," kata Mundjirin, Senin (17/4/2017).
Saat dimintai tanggapan tentang pemindahan Yoni di dusun Derekan, Kelurahan Harjosari, Bawen, Minggu (16/4/2017) yang mendapat penolakan warga sekitar, Mundjirin menyatakan tidak akan berpolemik dengan hal itu. Pemkab Semarang akan menghormati keputusan masyarakat, bahkan justru akan berterima kasih apabila masyarakat mau merawat benda-benda cagar budaya yang ada di sekitarnya.
"Kalau mereka merasa khawatir kehidupannya akan terganggu dengan pemindahan Yoni ya mangga (silahkan) saja. Sebetulnya kita untung, dengan demikian masyarakat ikut handarbeni (memiliki)," ujarnya.
BACA: Yoni Kuno di Bawen Gagal Dipindahkan ke Museum
Mundjirin mengakui banyak benda cagar budaya yang tersebar di wilayahnya dan tidak menutup kemungkinan berada di lingkungan pabrik atau perumahan. Maka dari itu ia menghimbau para pengembang yang di lokasi kegiatan usaha mereka untuk membuatkan tempat khusus benda peninggalan purbaka.a
"Mau dibuatkan tempat wisata juga boleh, asalkan tidak mengganggu pabrik. Tapi kalau mau dipindahkan ke tempat lain ya silahkan," pungkasnya.
Sebelumnya Petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah Bagian Perlindungan, Ngatno di sela proses pemindahan sebuah Yoni mengatakan bahwa wilayah Kabupaten Semarang merupakan salah satu lokasi penyebaran benda-benda cagar budaya peningalan masa Hindu-Buddha. Hampir di tiap desa atau kecamatan ditemukan adanya benda-benda purbakala ini.
"Sebaiknya memang ada tempat penyimpanan khusus. Tapi nanti kita lihat bagaimana keputusan Dinas Kebudayaan dengan pemindahan Yoni ini," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.