Bahkan, di pasar-pasar tradisional hingga supermarket pun cukup sulit untuk membeli bahan baku burung puyuh.
Rendah kolesterol
Dibandingkan dengan ayam atau bebek, daging puyuh memang cenderung lebih tipis. Namun, justru sensasi bersantap puyuh menjadi terasa mengasyikkan ketika gigitan daging bertemu dengan gurih tulang muda.
Hebatnya lagi, daging puyuh juga sudah terbukti lebih sehat karena rendah kolesterol.
Di setiap meja di Warung Sangrai, tak hanya tersedia menu aneka olahan puyuh, tetapi juga pamflet berisi informasi tentang kandungan gizi puyuh.
Data laporan hasil uji daging puyuh dari Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dipajang dengan label tulisan ”Terbukti Rendah Kolesterol”.
Dari hasil pengujian tertanggal Januari 2016 tersebut, tampak diagram yang membandingkan sampel ayam, bebek, dan puyuh.
Hasil analisis kandungan protein pada puyuh terbukti lebih tinggi dibandingkan ayam dan bebek dengan persentase kolesterol pada puyuh yang lebih rendah dibandingkan ayam ataupun bebek.
”Dengar puyuh, konsumen asumsinya masih telur puyuh, bukan daging. Kami sengaja tidak jual telur puyuh karena kolesterolnya tinggi. Lebih mengedepankan masakan daging dengan aneka kreasi tradisional. PR kita yang cukup berat adalah bagaimana mengedukasi masyarakat gemar makan puyuh. Kandungan gizinya bagus,” kata Asep Ishak Wiranta, General Manager Warung Sangrai.
Untuk menjaga kualitas puyuh, Warung Sangrai sudah memiliki pemasok puyuh tetap dari Jawa Tengah. Puyuh yang diolah hanyalah puyuh muda supaya dagingnya tak terlalu alot.
Dikirim dalam wujud daging beku yang sudah dibumbui, setiap cabang hanya tinggal menggoreng atau membakar daging puyuh sebelum kemudian disajikan.
Mereka meracik bumbu- bumbu tambahan dengan prosedur cara pengolahan yang sudah ditetapkan Warung Sangrai yang berkantor pusat di Bandung.
Mulai diterima
Meskipun sudah enam tahun berdiri, Warung Sangrai masih mengalami kendala dalam mengenalkan daging puyuh kepada khalayak yang lebih luas.