Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Jangkar Kapal, Terumbu Karang di Manggarai Barat Rusak

Kompas.com - 09/09/2017, 21:46 WIB
Markus Makur

Penulis

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Terumbu karang sebagai tempat perlindungan ikan serta berbagai jenis biota laut di luar kawasan Taman Nasional Komodo Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur sudah rusak dan berkurang.

Selain itu, terumbu karang di TN Komodo juga memerlukan perhatian dan pengawasan yang ketat terhadap kapal-kapal yang berlabuh di kawasan itu saat menyelam.

Salah satu penyebab terumbu karang rusak dan berkurang karena buang jangkar dari kapal-kapal ikan milik nelayan dan kapal-kapal wisata yang berlabuh di kawasan Spot Batu Bolong, Spot Parimanta, juga spot Makassar dan sekitar kawasan Pulau Pink Beach.

(BACA: Ironi Kebangkitan Labuan Bajo)

Kepala Bagian Tata Usaha Balai TN Komodo, Dwi Putro Sugiarto kepada KompasTravel, Senin (28/8/2017) menjelaskan, luas TN Komodo yang ditetapkan tahun 2012 adalah 173.200 hektar. Di dalam kawasan itu dibagi menjadi zona inti, zona khusus, zona rimba dan zona bahari.

Sugiarto menjelaskan, komodo, ikan parimanta dan hiu menjadi daya tarik wisatawan asing dan Nusantara untuk berkunjung ke Manggarai Barat.

Namun, selama ini wisatawan asing dan Nusantara lebih banyak mengambil paket untuk menyelam dan tinggal di kapal wisata.

(BACA: Terminal Kapal Pesiar Siap Dibangun di Labuan Bajo)

Mereka berkunjung ke Loh Buaya, di Pulau Rinca dan Loh Liang di Pulau Komodo hanya memerlukan waktu satu atau dua jam, selebihnya menghabiskan waktu berwisata di atas kapal.

Tujuan utama dari wisatawan asing dan Nusantara berwisata ke Manggarai Barat adalah menyelam di bawah laut TN Komodo. Keunikan ikan dan terumbu karang di Manggarai Barat adalah tiga terbaik di dunia.

Keunikan ikan yang hidup di bawah laut di Manggarai Barat menjadi daya tarik wisatawan asing dan Nusantara untuk berwisata. Keunikan bawah laut Manggarai Barat memikat wisatawan asing, nusantara dan para peneliti untuk menyelam di kawasan bawah Manggarai Barat, seperti di Pulau Kanawa, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Flores, NTT, Jumat (12/5/2017).KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Keunikan ikan yang hidup di bawah laut di Manggarai Barat menjadi daya tarik wisatawan asing dan Nusantara untuk berwisata. Keunikan bawah laut Manggarai Barat memikat wisatawan asing, nusantara dan para peneliti untuk menyelam di kawasan bawah Manggarai Barat, seperti di Pulau Kanawa, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Flores, NTT, Jumat (12/5/2017).
"Kami terus melakukan pengawasan dan perlindungan di kawasan Taman Nasional Komodo agar kekayaan biodiversity tetap terjaga dengan baik. UNESCO sudah menetapkan keindahan bawah laut di Taman Nasional Komodo menjadi warisan dunia," kata Sugiarto.

(BACA: Pasca Kunjungan Rossi, Nama Labuan Bajo Makin Mendunia)

Ia menjelaskan, TN Komodo memberikan kontribusi tertinggi di Indonesia. Pendapatan tiket masuk di kawasan TN Komodo pada 2016 senilai Rp 22 miliar.

"Pengunjung sampai Juni 2017 ini sudah 51.954 orang, baik wisatawan mancanegara maupaun Nusantara. Sedangkan data pengunjung tahun 2016 sebanyak 107.000 wisatawan asing dan Nusantara,” ujarnya.

(BACA: WWF Indonesia Gagas Jaga Keseimbangan Ekosistem Labuan Bajo)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com