Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mattojang, Hiburan dan Ajang Uji Keberanian ala Petani Bugis

Kompas.com - 25/09/2017, 18:15 WIB
Junaedi

Penulis

Pesta Adat

Mattojang digelar dalam berbagai kegiatan pesta adat tertentu seperti perayaan pesta panen, perayaan pernikahan atau menyambut kelahiran seorang bayi. Biaya pelaksanaan Mattojang lazimnya dipungut dari sumbangan sukarela masyarakat petani dan sumbangan para donatur atau perusahaan.

Untuk menjamu para tamu terutama warga suku Bugis dari luar daerah yang sengaja datang menyaksikan ritual dan hiburan pesta panen petani biasanya disuguhkan makanan dan minuman.

Petani bahkan kerap memotong sapi hingga beberapa ekor untuk menjamu dan memuliakan para tamu yang datang secara berombongan terutama dari luar darerah. Warga luar daerah yang ingin menyaksikan permainan Mattojang tidak perlu repot membawa bekal makanan dan minuman, sebab tamu yang datang sudah disiapkan jamuan makan dan minum.

Syukur, panitia Mattojang menjelaskan, tahun ini selain mengundang warga dari berbagai daerah juga mengundang pejabat daerah. "Bukan hanya warga atau tetangga kampung yang diundang. Hari ini Bupati Pinrang juga diundang dalam acara Mattojang," kata Syukur.

Seperti tradisi pesta petani ini, setiap tamu yang datang tentulah dijamu layaknya menjamu tamu-tamu di rumah. Makan dan minum disiapkan. Dan tuan rumah pun bangga kedatangan tamu. Pesta pasca panen ini sendiri juga menjadi ajang silaturrahmi warga dan sesama petani.

Acara Mattojang digelar Komunitas Suku Bugis di Madimeng, Kelurahan Maminasae, Kecamatan Palateang Pinrang, Sulawesi Selatan, Senin (25/9/2017).KOMPAS.com/JUNAEDI Acara Mattojang digelar Komunitas Suku Bugis di Madimeng, Kelurahan Maminasae, Kecamatan Palateang Pinrang, Sulawesi Selatan, Senin (25/9/2017).
Syukur, generasi Bugis mengaku tidak lagi paham sejarah dan asal usul tradisi Mattojang dan Mappadendang. Yang jelas kegiatan rutin ini digelar petani setiap tahun secara turun temurun.

"Maaf, hanya orang-orang tua dahulu (to riolo) yang paham cerita dan asal usulnya," ujar Syukur.

Sebelum acara puncak Mattojang digelar yang biasanya dihadiri sejumlah pejabat seperti bupati dan gubernur, acara pra Mattojang dimulai sekitar dua pekan sebelum acara puncak.

Waktu dua pekan tersebut biasanya dihadiri ratusan bahkan ribuan warga dari berbagai daerah. Sebagian datang untuk sekadar menyaksikan kemeriahan pesta adat petani tersebut, namun juga sebagian ikut bermain Tojang.

Suku Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Melayu Deutero. Suku Bugis masuk ke nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata "Bugis" berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis.

Penamaan "Ugi" merujuk pada raja pertama Kerajaan China yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang atau pengikut dari La Sattumpugi.

Acara Mattojang digelar Komunitas Suku Bugis di Madimeng, Kelurahan Maminasae, Kecamatan Palateang Pinrang, Sulawesi Selatan, Senin (25/9/2017).KOMPAS.com/JUNAEDI Acara Mattojang digelar Komunitas Suku Bugis di Madimeng, Kelurahan Maminasae, Kecamatan Palateang Pinrang, Sulawesi Selatan, Senin (25/9/2017).
La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayah dari Sawerigading. Keturunan mereka kemudian berkembang pesat dan tersebar tidak hanya di wilayah Sulawesi seperti Sidrap, Luwu, Wajo, Sengkang, Kalili, Buton dan berbagai daerah.

Suku Bugis bahkan juga berkembang pesat di perantauan termasuk di luar Sulawesi Selatan bahkan hingga ke Malaysia. Suku Bugis di perantauan berkembang pesat tanpa melupakan adat dan tradisi mereka. Tak heran jika adat istiadat dan tradisi permainan suku Bugis seperti Mattojang dan Padendang tumbuh dan tetap lestari di perantauan.

Belakangan Mattojang tidak hanya bermakna ritual persembahan kepada dewa namun juga sebagai hiburan dan ajang silaturrahmi antar-petani terutama pasca panen raya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com