JAKARTA, KOMPAS.com – "TNI lahir karena Proklamasi 17 Agustus 1945, hidup dengan proklamasi itu dan bersumpah mati-matian hendak mempertahankan kesuciannya proklamasi tersebut." Begitu pesan Jenderal Sudirman yang dapat Anda di salah satu dinding di Museum Satriamandala.
Perjuangan TNI dalam mempertahankan kemerdekaan memang terbilang panjang. Melalui pengorbanan-pengorbanan TNI, Indonesia masih bisa berdiri kokoh hingga sekarang.
Berlokasi di Jalan Gatot Subroto nomor 14, Museum Satriamandala mencoba menyajikan tentang ingatan-ingatan tentang perjuangan TNI dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Mulai dari diorama-diorama, koleksi senjata hingga bekas pesawat terbang lengkap menghiasi setiap sudut museum ini.
(BACA: Mengenang Kisah Tragis G-30S/PKI di Museum AH Nasution)
Sebelum museum ini diresmikan oleh 5 Oktober 1972 gedung ini lebih dikenal sebagai Wisma Yaso atau tempat kediaman istri Soekarno, Ratna Saridewi Soekarno.
Selain itu, rumah ini juga menjadi tempat peristirahatan Soekarno selama 17 bulan terakhir sebelum meninggal dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur.
(BACA: Ini Daftar Museum yang Menyimpan Koleksi Heroik TNI)
Ruang yang dulu menjadi kamar mendiang Soekarno kini menjadi ruang untuk para keempat jenderal beserta peninggalan-peninggalannya. Mulai dari Jenderal Sudirman, Jenderal Oerip Soemohardjo, Jenderal AH Nasution dan Jenderal HM Soeharto. Beberapa peninggalan masing-masing jenderal pun masih tersimpan rapi di balik lemari kaca.
Yang pertama Anda lihat saat memasuki ruangan adalah patung Jenderal Oerip Soemohardjo yang dihiasi kutipan bertuliskan, “Aneh, satu negara zonder tentara”. Kutipan berikut mengatakan sepenggal keresahan Oerip Soemohardjo tentang Indonesia yang belum memiliki tentara pasca-proklamasi kemerdekaan.
(BACA: Peringati HUT RI, Rasakan Sensasi Mengikuti Night At The Museum)
Selain itu, lukisan besar nan megah yang menggambarkan Jenderal Oerip yang sedang menunggang kuda menghiasi sudut ruangan tersebut.
Barang-barang peninggalannya seperti meja bekas hingga foto-foto tertata rapi. Jenderal Oerip Soemohardjo merupakan seorang jenderal dan Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia pertama pada masa revolusi.
Salah satu peningggalan Jenderal Sudirman yang paling menarik adalah Tandu Jenderal Sudirman yang digunakan saat memimpin perang gerilya tahun 1948-1949 melawan Agresi Militer II Belanda. Selain itu, foto-foto perjuangan Sudirman pun lengkap menghiasi dinding ruangan.
Selain tandu, pengunjung juga dapat melihat benda-benda peninggalan Jenderal Sudirman yang tertata rapi di balik lemari kaca. Mulai dari peta situasi rute gerilya, duplikat mantel, perabotan meja tulis dan meja tamu dilengkapi kursinya.
Berlokasi tidak jauh dari ruang Jenderal Sudirman, ruang ini menghadirkan beberapa benda-benda peninggalan pribadi Jenderal AH Nasution. Buku-buku hingga seragam bekas beliau tersusun rapi di balik lemari kaca.
Selain Jenderal Nasution, peninggalan-peninggalan Jenderal HM Soeharto pun meramaikan sudut ruangan lainnya. Mulai dari buku-buku hingga foto-foto Soeharto lengkap menghiasi ruangan.
Untuk mengunjungi museum ini, Anda dapat datang pada hari Selasa hingga Minggu. Jam buka museum ini mulai pukul 09.00 - 16.00 WIB. Tepat di setiap hari ulang tahun TNI, museum ini tidak akan dipungut biaya registrasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.