Peluang tersebut, lanjut dia, lalu dimanfaatkan untuk membuka lahan-lahan perkebunan, termasuk di wilayah sekitar Yogyakarta, seperti perkebunan tebu. Untuk mendukung perkebunan tersebut, dibangunlah beberapa pabrik pengolahan tebu di beberapa lokasi.
Beberapa di antaranya yang ada di sekitar Yogyakarta, yakni Pabrik Gula Padokan yang sekarang menjadi Madukismo, Pabrik Gula Wonocatur yang saat ini menjadi museum Dirgantara, Pabrik Gula Gondang Lipuro di Ganjuran, Bantul; Pabrik Gula Sewu Galur di Kulonprogo; Pabrik Gula Cebongan, Sleman; Pabrik Gula Klaci Godean, Sleman; Pabrik Gula Beran, Sleman; dan Pabrik Gula Sedayu, Bantul.
"Akhirnya orang-orang Eropa, terutama Belanda, yang datang cukup signifikan. Mereka otomatis membutuhkan tempat tinggal yang layak dan sesuai dengan orang Eropa terutama Belanda," ucapnya.
Melihat jumlah yang meningkat signifikan, lanjut Silverio, Pemerintah Hindia Belanda berinisiatif mencari lahan untuk hunian. Pemerintah Hindia Belanda lantas bertemu dengan Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB VII untuk membicarakan mengenai lahan yang akan dibangun sebagai kawasan hunian.