Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Lihat Langsung, Ini 5 Fakta Tentang Panda yang Wajib Diketahui

Kompas.com - 02/11/2017, 22:15 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com – Sepasang panda raksasa sebentar lagi akan bisa dilihat oleh wisatawan, bulan November 2017 di Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Perjalanan panjang untuk mendatangkan hewan langka dunia ini sudah sejak 2014, atau sekitar tiga tahun yang lalu.

Hewan langka ini begitu dilindungi habitatnya di China. Bahkan, hukuman mati pun berlaku jika ada orang yang sengaja memelihara tanpa izin konservasi dari pemerintah.

(Baca juga : Unik, Ada Suvenir dan Makanan Bertema Panda di Taman Safari Indonesia)

Oleh karena itu, memang hewan tersebut amat berharga. Keunikannya tak hanya dari wujudnya, tapi juga sifatnya, kebiasaannya, pola hidupnya dan lain-lain. Berikut fakta panda yang wajib Anda ketahui sebelum melihatnya secara langsung.

Seekor panda (Ailuropada melanoleuca) asal China diperlihatkan seusai proses karantina di Istana Panda Indonesia, Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/11/2017). Sepasang panda, Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) yang berasal dari pengembangbiakan di China Wildlife Conservation Association (CWCA) akan diperkenalkan untuk publik pada November 2017 iniKOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Seekor panda (Ailuropada melanoleuca) asal China diperlihatkan seusai proses karantina di Istana Panda Indonesia, Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/11/2017). Sepasang panda, Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) yang berasal dari pengembangbiakan di China Wildlife Conservation Association (CWCA) akan diperkenalkan untuk publik pada November 2017 ini
1. Keluarga beruang

Panda ternyata satu family, atau keluarga besar dari beruang. Tentu saja tergolong dalam hewan karnovora atau pemakan daging. Uniknya meski karnivora, ia lebih memilih makan bambu, rumput, dan buah-buahan, ketimbang daging.

(Baca juga : Serunya Menengok Panda, Hewan Menggemaskan di Taman Safari)

“Jadi dalam famili beruang, itu sudah pasti karnivora, penggolongan itu karena dilihat dari ruas gigi yang memiliki taring. Nah di alamnya panda ini memang pemakan daging juga, tapi seperi bangkai, sisa daging lain predator, dan ikan. Jadi bukan karnivora predator,” jelas Bongot Huaso Mulia, Dokter Hewan Spesialis Panda (TSI), Rabu, (1/11/2017).

Seekor panda (Ailuropada melanoleuca) asal China diperlihatkan seusai proses karantina di Istana Panda Indonesia, Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/11/2017). Sepasang panda, Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) yang berasal dari pengembangbiakan di China Wildlife Conservation Association (CWCA) akan diperkenalkan untuk publik pada November 2017 iniKOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Seekor panda (Ailuropada melanoleuca) asal China diperlihatkan seusai proses karantina di Istana Panda Indonesia, Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/11/2017). Sepasang panda, Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) yang berasal dari pengembangbiakan di China Wildlife Conservation Association (CWCA) akan diperkenalkan untuk publik pada November 2017 ini

2. Banyak menghabiskan makanan

Dalam sehari, panda raksasa ini mampu menghabiskan lebih dari 20 kilogrambambu dengan berbagai jenis. Tak heran, (TSI) telah menyiapkan 17 jenis bambu, dan 70 jenis rumput di lahan puluhan hektar.

(Baca juga : Mengenal Cai Tao dan Hu Chun, Sepasang Panda Penghuni Taman Safari)

“Makanannya 90 persen bambu, tapi karena bambu itu tidak terlalubergizi untuknya, maka satu persennya bisa ditambah buah, protein seperti daging, atau asupan lain seperti kue untuk nutrisinya,” terang Bongot Huaso, yang setiap harinya rutin memeriksa kesehatan di panda.

Dalam sehari panda di TSI ini diberi makan di empat - lima waktu yang berbeda, pagi, siang, sore, dan malam.

Seekor panda (Ailuropada melanoleuca) asal China diperlihatkan seusai proses karantina di Istana Panda Indonesia, Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/11/2017). Sepasang panda, Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) yang berasal dari pengembangbiakan di China Wildlife Conservation Association (CWCA) akan diperkenalkan untuk publik pada November 2017 iniKOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Seekor panda (Ailuropada melanoleuca) asal China diperlihatkan seusai proses karantina di Istana Panda Indonesia, Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/11/2017). Sepasang panda, Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) yang berasal dari pengembangbiakan di China Wildlife Conservation Association (CWCA) akan diperkenalkan untuk publik pada November 2017 ini
3. Rabun tapi peka sama suara dan penciuman

Penglihatan panda tidak terlalu bagus. Hal itu terlihat dari gerak jalannya yang unik, terkadang jatuh, atau melambat. Namun, indra penciuman dan pendengaran panda sangat peka.

“Penciumannya digunakan untuk kawin, jadi tanda jika tertarik dengan lawan jenis. Sedang pendengarannya sangat peka, terutama akan keberadaan manusia,” tuturnya.

(Baca juga : Melihat Kerajaan Panda di Negeri China

Oleh karena itu TSI memberlakukan peraturan ketat, bagi wisatawan yang datang. Wisatawan sangat tidak diperbolehkan gaduh, karena mudah membuat panda gusar dan akhirnya stres.

Sepasang panda (Ailuropada melanoleuca) hasil pengembangbiakan China Wildlife Conservation Association (CWCA) dengan nama Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) tiba di Terminal Kargo Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (28/9/2017). Indonesia secara resmi menjadi negara ke-16 di dunia dan negara ke-4 di Asia Tenggara yang mendapatkan peminjaman pengembangbiakan Giant Panda.KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI Sepasang panda (Ailuropada melanoleuca) hasil pengembangbiakan China Wildlife Conservation Association (CWCA) dengan nama Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) tiba di Terminal Kargo Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (28/9/2017). Indonesia secara resmi menjadi negara ke-16 di dunia dan negara ke-4 di Asia Tenggara yang mendapatkan peminjaman pengembangbiakan Giant Panda.

4. Hewan soliter yang punya musim kawin sendiri

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Batu Jonggol Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Lokasi

Gunung Batu Jonggol Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Lokasi

Jalan Jalan
Ocean Park BSD City Tangerang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Ocean Park BSD City Tangerang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Scoot Terbangkan Pesawat Embraer E190-E2 Pertama

Scoot Terbangkan Pesawat Embraer E190-E2 Pertama

Travel Update
5 Tips Traveling dengan Hewan Peliharaan yang Aman

5 Tips Traveling dengan Hewan Peliharaan yang Aman

Travel Tips
Traveloka dan Baby Shark Beri Diskon Liburan Sekolah hingga 50 Persen

Traveloka dan Baby Shark Beri Diskon Liburan Sekolah hingga 50 Persen

Travel Update
4 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Melawati Keamanan Bandara

4 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Melawati Keamanan Bandara

Travel Tips
KAI Sediakan 739.000 Kursi Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

KAI Sediakan 739.000 Kursi Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
Kadispar Bali: Pungutan Wisatawan Asing Sudah Hampir Rp 79 Miliar

Kadispar Bali: Pungutan Wisatawan Asing Sudah Hampir Rp 79 Miliar

Travel Update
Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Travel Tips
Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Travel Tips
Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Travel Update
Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Travel Update
Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Travel Update
Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

Travel Update
Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com