Untuk fasilitas WiFi sendiri memang belum ada di hotel ini. Sebab, menurut Dhani, masih khawatir akan adanya kilat. Sehingga, saya pun hanya mengandalkan sinyal dari ponsel saja. Memang terkadang sinyal ponsel kuat, dan kadang juga melemah.
(Baca juga : Bergelantungan di Antara Dua Puncak Gunung Parang, Seru!)
Selain itu juga terdapat lampu, televisi, pendingin ruangan, meja makan, gelas, sendok, handy talkie untuk berkomunikasi ke basecamp, air mineral galon, wastafel, microwave (pemanas makanan), pemanas air listrik, toilet portable.
Nah seringkali menjadi pertanyaan bagaimana caranya buang air besar dan air kecil?
Tenang saja, di hotel ini terdapat toilet portable yang bisa digunakan saat buang air besar atau kecil. Nantinya apa yang ada di dalam toilet portable tersebut ditampung, kemudian dibuang oleh petugas ketika tamu yang menginap sudah pulang.
Namun, di hotel ini sepertinya tidak bisa mandi. Karena tidak disediakan air yang cukup untuk mandi, dan tidak ada ruang khusus untuk mandi.
(Baca juga : Akhir Pekan, Yuk Panjat Tebing Santai di Gunung Parang)
Untuk segala aktivitas yang berhubungan dengan air, saya menggunakan air mineral galon yang tersedia, baik itu untuk minum atau sekedar mencuci muka.
Tak terasa, langit mulai menggelap dan hujan pun turun. Sambil ditemani suara-suara hewan dari luar kamar dan menikmati hangatnya malam, saya pun mulai tertidur.
(Baca juga : Mendaki Tangga Besi di Gunung Parang, Terbukti Aman)
Pagi harinya, kamar pun mulai terang. Saya terbangun, lagi-lagi disuguhi pemandangan yang indah. Tak mau kehabisan waktu, saya bersama teman-teman sekamar ingin mengabadikannya melalui foto dan video di dalam kamar dan di atas kamar.
Namun, waktu menunjukkan sudah pukul 11.00 WIB, tandanya saya harus kembali ke basecamp, sebab saya harus check out dari hotel gantung ini maksimal pukul 12.00 WIB.
(Baca juga : Seperti Ini Jalur Pendakian Taraje Gunung Parang)
Oleh Ebi, saya bersama ketiga teman lainnya dibantu untuk kembali turun dari hotel gantung di Tebing Parang. Sama seperti saat datang, saya harus melalui tyrolean dan turun melalui via ferrata.
Dari perjalanan bersama rekan-rekan Kompas.com, saya merasa bangga karena kini Indonesia memiliki hotel gantung yang cukup tinggi. Bahkan, hotel ini diklaim menyaingi dan lebih tinggi dari hotel gantung di Peru.
(Baca juga : Panduan Transportasi Menuju Gunung Parang)
Perjalanan ini juga memberikan banyak pengalaman sekaligus menyadarkan saya akan keindahan alam di Indonesia. Tak melulu mencoba hotel berbintang, tetapi mencoba hotel gantung yang memiliki suasana menyatu dengan alam.
********************
Mau paket wisata gratis ke Thailand bersama 1 (satu) orang teman? Ikuti kuis kerja sama Omega Hotel Management dan Kompas.com dalam CORDELA VACATION pada link INI. Hadiah sudah termasuk tiket pesawat (PP), penginapan, dan paket tur di Bangkok.