Para ilmuwan mencoba menyuntikkan sel kanker aktif ke tasmanian devil yang sudah sakit agar sistem kekebalan tubuh mereka mengetahui penyakit ini dan memeranginya.
Diharapkan dalam waktu dekat vaksin untuk memberantas penyakit DFTD di alam bebas sudah tersedia.
Selain berbagai masalah yang membuat popuasi tasmanian devil menyusut ternyata ada hal lain yang membuat hewan ini sulit bertambah banyak.
"Tasmanian devil amat susah berkembang biak meski mereka bisa menghasilkan 30-40 ekor bayi sekali melahirkan," ujar Chris, staf East Coast Nature World.
Sebagai hewan berkantung, lanjut Chris, bayi-bayi yang dilahirkan tasmanian devil hanya berukuran maksimal sebesar ibu jari orang dewasa.
Baca juga : Menikmati Pesona Natural Tasmania
"Mereka berlomba menuju puting susu induknya. Celakanya, sang induk hanya memiliki empat puting susu sehingga hanya empat bayi yang beruntung bisa mendapatkan susu," kata Chris.
Alhasil, sebagian besar bayi tasmanian devil akan mati di hari pertama mereka dilahirkan karena tak mendapatkan asupan makanan.
"Dari empat yang bisa mendapatkan susu, rata-rata tiga di antara mereka tak pernah melewati hari ulang tahun pertama mereka," lanjut Chris.
Bagi bayi tasmanian devil yang berhasil hidup, mereka akan meninggalkan kantung induknya setelah 105 hari tetapi masih hidup bersama induknya hingga tiga bulan ke depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.