Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Mahasiswa Pariwisata di Kupang Belajar Etika Jamuan Makan

Kompas.com - 23/01/2018, 19:07 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Senin (22/1/2018), sekitar pukul 16.30 Wita, ratusan mahasiswa Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai berdatangan ke Hotel Aston Kota Kupang.

Hari itu sebanyak 407 mahasiswa semester  1, 3 dan 5, mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Usaha Perjalanan Wisata dan Perhotelan berpakaian rapi.

Mahasiswa mengenakan setelan jas lengkap dengan dasi kupu-kupu, sedangkan mahasiswi mengenakan gaun pesta dengan corak dan warna yang bervariasi. Mereka akan mengikuti kegiatan praktik etika jamuan makan (table manner).

(Baca juga : Apa Kabar 10 Destinasi Prioritas Pariwisata Bali Baru?)

Mereka mulai memasuki ballroom Aston dan duduk di kursi melingkari meja yang sudah disediakan. Setiap meja berbentuk bundar, diisi delapan sampai sembilan orang mahasiswa.

Tepat pukul 18.00 Wita, acara pun dimulai dan para mahasiswa mengikuti seluruh rangkaian acara mulai dari kata sambutan F&B Manager Aston Hotel Kupang, Agus Faisal dan Sekretaris Jurusan Parawisata Politeknik Kupang, Feny Eki hingga materi tentang etika jamuan makan yang dijelaskan oleh petugas dari Hotel Aston yang sudah berpengalaman.

Satu di antara ratusan mahasiswa yakni Isak Alfrendo Bunga, terlihat begitu antusias mengikuti jalannya kegiatan itu.

Ratusan mahasiswa Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) belajar etika jamuan makan di Hotel Aston Kota Kupang, Senin (22/1/2018).KOMPAS.COM/SIGIRANUS MARUTHO BERE Ratusan mahasiswa Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) belajar etika jamuan makan di Hotel Aston Kota Kupang, Senin (22/1/2018).
Mengenakan jas warna hitam dan baju dalam putih serta dasi kupu-kupu, mahasiswa Semester 3 Jurusan Perhotelan itu langsung berdiri ke depan panggung ketika diminta oleh pembawa materi membuat yel-yel khusus untuk mahasiswa Politeknik Negeri Kupang.

Yel-yel yang diciptakan Alfredo secara spontanitas itu diikuti oleh ratusan mahasiswa lainnya, termasuk para dosen dan pegawai Hotel Aston yang juga diberikan kesempatan untuk membawakan materi tentang etika jamuan makan.

(Baca juga : Ini yang Perlu Dipelajari Pariwisata Indonesia dari Thailand)

Bagi Alfredo, ini kesempatan pertama mengikuti kegiatan etika jamuan makan yang digelar dengan jumlah peserta terbanyak sehingga menjadi pelajaran berharga bagi dirinya.

"Dari kegiatan ini, kami bisa mengetahui cara etika makan, etika berbicara di tempat makan dan etika cara duduk dan cara berjalan ke tempat duduk," ucap Alfredo.

Menurut Alfredo, kegiatan etika jamuan ini berkaitan dengan pelayanan terhadap wisatawan asing yang berkunjung ke NTT.

(Baca juga : Mencari Miniatur Rumah Adat NTT, Datanglah ke Paang Lembor)

Alfredo pun punya cita-cita, ke depannya semua obyek pariwisata di NTT bisa dikembangkan dengan baik karena semua tempat pariwisata bisa menjadi pemasok devisa bagi negara.

Ratusan mahasiswa Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) belajar etika jamuan makan di Hotel Aston Kota Kupang, Senin (22/1/2018).KOMPAS.COM/SIGIRANUS MARUTHO BERE Ratusan mahasiswa Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) belajar etika jamuan makan di Hotel Aston Kota Kupang, Senin (22/1/2018).
F&B Manager Aston Hotel Kupang, Agus Faisal mengatakan, semakin menggeliatnya dunia parawisata NTT harus diikuti dengan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas khususnya pelayan di hotel-hotel.

Pelayanan yang kurang maksimal, lanjut Agus, dapat menurunkan kepuasan pengunjung sehingga berdampak pada bisnis parawisata.

Selain SDM pelayanan, etika menghadiri jamuan makan zaman sekarang harus diperhatikan khususnya bagi mahasiswa-mahasiswi Politeknik Negeri Kupang Jurusan Pariwisata yang akan siap terjun ke dunia pariwisata nantinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com