Rupanya asyik juga meluncur di salju. Begitu tiba di bawah, rasanya langsung ingin kembali ke titik awal meluncur.
Berulangkali saya mencoba kembali. Meskipun masih di tempat yang cenderung datar, tak sulit untuk bermain ski pada awal mencoba.
Oh ya, di tempat saya belajar ski untungnya ada beberapa fasilitas yang memudahkan untuk bermain ski. Pemain ski tak perlu lelah berjalan dan mendaki bukit salju.
Ada semacam travelator atau eskalator datar serta ski lift untuk berpindah ke awal tempat bermain ski.
Rasa-rasanya, saya benar-benar ketagihan bermain ski. Begitu bisa meluncur, meskipun kadang-kadang masih beberapa kali hilang keseimbangan.
Kami beruntung berlatih bersama Yannick yang tergabung dalam organisasi sekolah ski ESF (Ecole du Ski Francais). Ia begitu sabar melatih kami dengan gayanya yang serius tetapi santai. Tak jarang, ia menemani kami meluncur di salju untuk memperhatikan.
"Pizza..pizza.. Keep your body upright," kata Yannick agar badan kami tegak dan mengontrol kecepatan saat meluncur.
Pizza menurut Yannick adalah bentuk kaki yang dibentuk seperti "segitiga" saat meluncur bila dilihat dari belakang. Dengan bentuk kaki seperti pizza tersebut bisa mengurangi kecepatan ketika meluncur.
Di hari kedua, kami diajak oleh Yannick ke tempat ski yang berlokasi lebih tinggi. Kami naik menggunakan kereta gantung atau biasa disebut dengan gondola.
Itu juga kali pertama saya naik kereta gantung. Pemandangan salju di Pegunungan Alpen dari sisi Les Avanchers, Valmorel pun terlihat.
Namun, saya bersyukur bisa berlatih ski di Valmorel. Ilmu-ilmu dasar bermain ski bisa dengan mudah didapatkan dan diserap sebagai bekal latihan di Club Med Grand Massif, Samoens, Perancis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.