JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai pusat perekenomian, Jakarta punya sejarah panjang termasuk pada pasar-pasarnya. Dari sana roda perputaran ekonomi berjalan. Begitu pula dengan peradaban masyarakat sekitarnya yang terus bergerak.
Lima pasar di Jakarta ini merupakan pasar lawas, berukuran cukup besar, dan terkenal dengan komoditasnya yang khas. Berikut adalah sejarah mengenai lima pasar di Jakarta:
Pasar Tanah Abang yang dulu dikenal dengan Pasar Sabtu berdiri sejak tahun 1735. Yustinus Vinck adalah sosok yang dikenal sebagai pendiri pasar perdagangan ini atas izin dari Gubernur Jenderal Abraham Patramini.
Kabarnya orang-orang Belanda saat itu juga memanggilnya De Nabang. Sebab, di sana konon terdapat banyak pohon nabang atau pohon palem yang tertanam di sekitar kawasan itu. Kemudian, masyarakat Batavia mulai merubah panggilan pasar tersebut menjadi Tenabang.
Sebelum menjadi pusat niaga, kawasan Tanah Abang adalah lahan rimbun yang asri, kemudian dibuka untuk berkebun oleh Kapitan China bernama Phoa Beng Ham pada 1648. Phoa menanam tebu dan aneka tanaman di kebunnya.
Tak heran sampais aat ini nama jalan di kawasan Tanah Abang berputar pada nama kebun dan tumbuhan.
Diperkirakan cikal bakal Pasar Jatinegara adalah pasar di depan gerbang Benteng Belanda Meester Cornelis sekitar tahun 1770-an. Dahulu di kawasan Jatinegara yang disebut kawasan Meester Cornelis berdiri benteng untuk menjaga akses arah Buitenzorg (Bogor).
Deskripsi gambar daerah Meester Cornelis digambar oleh pelukis Johannes Rach. Ia adalah pelukis topografi VOC berkembangsaan Denmark yang tinggal di Batavia tahun 1763 hingga ia meninggal tahun 1783.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.