Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Keindahan Pantai Gunungkidul Sambil Berwisata "Offroad"...

Kompas.com - 01/10/2018, 11:55 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Offroad di Gunungkidul melewati Jalur Lintas Selatan yang tengah dalam proses pembangunan.Kompas.com/ Luthfia Ayu Azanella Offroad di Gunungkidul melewati Jalur Lintas Selatan yang tengah dalam proses pembangunan.
GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com - Geliat pariwisata Kabupaten Gunungkidul mulai terasa sejak lima hingga enam tahun terakhir. Deretan pantai pasir putih yang alami nan menawan, mengundang wisatawan dari dalam dan luar Yogyakarta untuk datang ke sana.

Sebagai respons atas meningkatnya kunjungan wisata tersebut, saat ini beragam inovasi kreatif di bidang pariwisata dapat dijumpai di Gunungkidul. Inovasi itu dikelola oleh masyarakat setempat.

Salah satunya keberadaan offroad menggunakan mobil Jeep menyusuri hutan, mengunjungi kawasan pantai di pegunugan karst selatan Jawa tersebut.

Keberadaan wisata offroad di sini baru dibuka kurang lebih tiga tahun silam, sejak 2015.

Bukan offroad namanya kalau lintasan yang digunakan semuanya beraspal mulus. Pengunjung akan dibawa membelah hutan jati, dengan jalan yang terdiri dari batu-batu cadas tak beraturan.

Menapaki jalur yang kadang menanjak, kadang juga menurun, adrenalin pengunjung pasti akan tertantang.

Baca juga: Pantai Watu Lawang, Menikmati Keindahan Pantai "Tersembunyi" di Gunungkidul

Kompas.com pun sempat menikmati wisata offroad saat berkunjung ke Gunungkidul. Perjalanan itu dimulai dari sekitar Pantai Indrayanti menuju Pantai Timang dan Pantai Pok Tunggal.

Dimulai pada pukul 14.00, pukul 16.00 waktu kami habiskan untuk menjelajah dua pantai tersebut menggunakan kendaraan jenis jip.

Bermula komunitas

Berdasarkan keterangan sopir yang membawa kami menjelajah, Gumari, offroad ini bermula dari komunitas hobi masyarakat setempat. Mereka gemar menantang nyali dengan membawa mobil beroda besar menaklukkan kawasan Gunungkidul yang terkenal berbatu dan naik-turun.

Salah satunya adalah komunitas offroad Carto Touring (CTT).

Beranggotakan kurang lebih 20 orang penyuka kegiatan offroad, CTT saat ini melayani wisatawan yang ingin menjajal sensasi terguncang di atas jip saat menikmati keindahan Gunungkidul.

"Tadinya kami hobi saja, suka ikut lomba, komunitas penyuka offroad begitu, lah. Tapi sekarang melihat potensi wisata yang ada kami buka juga untuk umum," kata Gumari sembari memegang kemudi mobilnya, Sabtu (29/9/2018) siang,

Pengunjung dapat menentukan sendiri titik penjemputan dan tujuan wisata yang ingin dikunjungi menggunakan mobil jip ini.

Satu armada jip dapat ditumpangi oleh tiga-empat orang penumpang. Tarif sewa pun disesuaikan dengan tujuan yang dipilih, semakin jauh jarak tempuhnya, semakin tinggi pula tarif yang akan dikenakan.

"Kami ini berdasarkan kilometer jarak saja, kalau untuk waktu berkunjung tidak kami batasi, sepuasnya pokoknya," ujar Gumari.

Baca juga: Menikmati Ketenangan Goa Maria Tritis di Gunungkidul

Untuk Anda yang ingin menjajal pengalaman offroad di kawasan wisata Gunungkidul ini, cukup merogoh kocek mulai dari Rp 350.000. Tarif ini sekali lagi sesuai kondisi, tergantung tujuan mana yang ingin Anda datangi.

Di tengah perjalanan, pengunjung juga akan menjumpai banyak warga sekitar yang pergi mencari kayu bakar di hutan. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang berusia lanjut yang akan menggunakan kayu itu sebagai bahan bakar memasak di rumah.

Bagi Anda yang berencana berwisata ke kawasan Gunung Kidul, pengalaman offroad ini bisa juga Anda coba.

Agar perjalanan menjadi lebih nyaman, pastikan Anda menggunakan pakaian dan alat perlindungan diri yang nyaman. Masker, kacamata, pakaian tertutup, dan sebagainya.

Hal itu untuk melindungi kulit dari panasnya matahari yang menyengat.

...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com