Nancy, atau siapa pun pakar kesehatan yang bertugas hari itu, berhak menentukan aktivitas apa yang sebaiknya diambil oleh tamu. Namun Nancy memberi saya program wellness bernama Be Spoke Programme, yang membebaskan tamu untuk memilih aktivitas dan treatment sendiri.
Beberapa aktivitas yang saya ambil adalah Estate Walk, Jogging, Rice Field Walk, Village Biking, Hydrotherapy Circuit, dan Pranayama Meditation. Tentu dengan tambahan treatment berupa Deep Tissue Massage dan Taksu Massage (pijat ala Bali dengan sedikit stretching).
Dari Jogging sampai Meditasi
Mudra adalah pria separuh baya dengan tubuh yang kekar. Senyum selalu mengembang di wajahnya, kulit cokelatnya tampak mengkilap. Dia adalah salah satu outdoor activity trainer di COMO Shambhala Estate. Sudah 15 tahun Mudra bekerja di tempat tersebut, termasuk sejak COMO Shambhala Estate masih berupa lahan hijau penuh ilalang yang tumbuh tak karuan.
Bersama pasangan suami-istri asal India, saya memulai perjalanan jogging pukul 07.30 Wita. Kami melewati jalan utama Banjar (pusat desa) Begawan, berbelok ke arah pesawahan, melewati beberapa saung tempat petani beristirahat.
Sepanjang jalan Mudra bercerita soal Ubud, soal Desa Begawan yang kini ramai oleh wisatawan whitewater rafting Sungai Ayung, juga soal kebiasaan warga lokal untuk menanam buah di pekarangan. Tanah subur Bali memang tak sembarangan. Saya kerap menemukan pagar rumah yang tertutup pohon buah naga atau rambatan tanaman markisa. Mudra dengan baik hati memetiknya dan memberikannya kepada kami. Buah markisa di sini memiliki rasa yang dominan asam, sangat segar dan nagih.
Matahari bersinar cukup terik pagi itu. Jogging berakhir sekitar pukul 09.00 Wita.
Sore harinya, saya mencoba Private Pranayama Meditation. Orang yang membimbing saya meditasi hari itu bernama Sarasvati, seorang wanita India yang setiap gerakannya bagai menari. Suaranya sangat santun. Dengan penuh kesabaran, Sarasvati membimbing saya belajar pranayama (pernafasan).
“Dari seluruh bagian paru-paru, kita baru menggunakannya 40 persen. Selebihnya masih belum digunakan secara maksimal,” tutur Sarasvati.
Usai pranayama, Sarasvati memperkenalkan saya pada meditasi. Posisi meditasi bisa duduk atau terlentang, dengan tangan berjarak 45 derajat dari tubuh. Wanita tersebut membimbing saya lewat suara, untuk mendapatkan meditasi maksimal. Sesungguhnya sejauh ini, hal tersebut cukup mudah karena lingkungan yang sangat mendukung.
Satu jam Pranayama Meditation, dan “pundak” saya terasa lebih ringan.
Berapa harganya?
Ada 30 kamar (vila) di COMO Shambhala Estate yang memiliki luas total 9,3 hektar. Harga kamar mulai dari 650 dollar AS (Rp 9,1 juta) per malam. Sementara untuk wellness programme, harga berkisar 280 dollar AS (Rp 3,9 juta) per malam, per orang.
Wellness program sudah termasuk 1x sarapan, 1x makan siang, 1x makan malam (masing-masing three course menu).
“Program wellness ini minimal sekali diambil 4 hari 3 malam. Idealnya 7 hari 6 malam,” tutur Sally.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.