KOMPAS.com - Masih banyak stigma dan mitos yang melekat erat terhadap organ seksual dan reproduksi perempuan.
Hal ini jadi salah satu alasan munculnya Museum Vagina yang berharap bisa mengubah stigma dan mitos tersebut.
Seperti dikutip dari Lonely Planet, Berdirinya museum ini berawal dari inisiatif Florence Schechter.
Schechter memulainya dengan meluncurkan kampanye crowdfunding pada bulan Maret lalu untuk membangun museum pertama yang didedikasikan untuk vagina, vulva, dan anatomi gynaecology ini.
Museum ini pertama kali membuka pameran di Edinburgh Fringe pada tahun 2017 lalu. Sepanjang perjalanannya, pameran ini terus meraih banyak perhatian dari masyarakat.
Hasilnya memuaskan, Schechter berhasil mengumpulkan 300.000 poundsterling. Ia pun ditawari tempat permanen di Camden Market, London Utara.
Museum ini pun jadi nyata dan akan dibuka pada November 2019.
Baca juga: Hari Museum, Generasi Milenial Diminta Cinta Museum
Awal mula Schechter terpikir untuk membuat sebuah museum khusus vagina adalah karena adanya museum yang didedikasikan untuk penis dan bagian anatomi lelaki, Icelandic Phallological Museum.
Maka dari itu, Schechter merasa “tak adil” bila tidak ada museum khusus vagina.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.