Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Wamen Pariwisata: Wisata Halal Bukan Halalkan Destinasi

Kompas.com - 17/11/2019, 11:55 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sapta Nirwandar, memberikan pandangan lebih jelas mengenai wisata halal, terutama di Indonesia.

Menurut Wamenparekraf periode 2011-2014 ini, poin penting wisata halal ada pada pelayanan tambahan.

Mengutip dari pernyataan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, menurut Sapta, wisata halal bukan menghalalkan destinasi, melainkan pelayanan di tempat tersebut.

"Antara lain, restoran, hotel, spa dan seterusnya," kata Sapta saat berbincang dengan Kompas.com beberapa waktu lalu di ISEF 2019, JCC, Jakarta.

Baca juga: Maruf Amin: MUI Bersama Kemenpar Dapat Mendorong Wisata Halal

Ia melanjutkan, wisata halal berangkat dari kebutuhan Muslim traveler , seperti menjalankan Shalat 5 waktu, sehingga butuh tempat beribadah dan wudhu.

Lalu, saat traveling, wisatawan Muslim butuh makan, sehingga makanan yang dicari untuk dikonsumsi pun harus halal.

Hal ini termasuk hotel yang menyediakan peralatan shalat dan Al Quran, masjid hingga tidak menyajikan makanan non-halal hingga minuman keras.

"Itu semua kan extended services, salah satunya untuk Muslim traveler," kata Sapta.

Baca juga: Taiwan, Salah Satu Pilihan Destinasi Wisata Halal Terbaik

Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center ini mengingatkan, potensi wisata halal di Indonesia sangat besar.

Hal ini dapat dilihat jumlah 158 juta wisatawan Muslim yang melakukan perjalanan dari satu negara ke negara lainnya.

Dari jumlah tersebut, Indonesia baru kebagian "kue" kurang dari 3 juta Muslim traveler yang berkunjung.

Baca juga: Dapat Restu, Menpar Siap Rencanakan Pengembangan Wisata Halal

Artinya, masih ada kesempatan untuk meningkatkan jumlah tersebut jika digarap dengan serius.

"Kalau kita berikan extended services yang bagus, nyaman dan aman, pasti bisa. Kalau kamu datang ke suatu tempat, enggak aman dan nyaman, ya males," katanya.

"Kenapa Malaysia aman dan nyaman? Mereka berikan services bagus, termasuk untuk shalat dan makan," lanjutnya.

Baca juga: Indonesia dan Malaysia Jadi Destinasi Wisata Halal Terbaik Dunia 2019 Versi GMTI

Saat ini, Indonesia dan Malaysia ditetapkan sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia 2019 standar Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019.

Peringkat itu mengungguli 130 destinasi dari seluruh dunia.

Menurut data GMTI, Indonesia dan Malaysia memperoleh skor penilaian yang sama persis, yaitu 78.

Ada empat kriteria yang digunakan sebagai acuan penilaian yang meliputi access, communication, environment dan services (ACES) yang masing-masing kriteria terdiri dari tiga komponen.

Access terdiri dari visa requirements, air connetivity, transport infrastructure. Komponen communication terdiri dari outreach, ease of communication dan digital presence.

Kemudian komponen environment terdiri dari safety and culture, visitor arrivals dan enabling climate.

Komponen services terdiri dari core needs (halal food and prayers), core services (hotels, airports) dan unique experiences.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com