Mengutip buku “Poached: Inside the Dark World of Wildlife Trafficking” yang ditulis oleh Rachel Love Nuwer terbitan Hachett UK, salah seorang pemburu mengatakan dia mendapatkan setidaknya 1.000 dolar AS per tahun atau sekitar Rp 13.681.720 untuk trenggiling pada 2018 lalu.
Mengutip buku “Pangolins: Science, Society and Conservatin” terbitan Academic Press, obat medis yang memiliki sisik trenggiling merupakan salah satu obat paling populer untuk dikonsumsi dibandingkan dengan bagian trenggiling lainnya.
Sebab, obat tradisional berbahan dasar sisik trenggiling dipercaya dapat mengobati rematik, penyakit kulit, bengkak dan luka bernanah, asthma, melancarkan ASI, hingga mengobati kanker.
Maka dari itu, sisik trenggiling adalah bahan yang biasa dipakai dalam pembuatan obat tradisional di China.
Bahkan, sisik trenggiling masuk dalam farmakope resmi Pemerintah China dan disebutkan bahwa mereka memiliki beberapa khasiat untuk kesehatan tubuh manusia. Farmakope adalah sebuah buku resmi berisi standar mutu obat yang dikeluarkan oleh suatu negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.