Ratusan pengrajin tas khas Aceh
Seiring waktu, kerajinan ini terus berkembang. Setidaknya 17 unit usaha kini berada di desa itu. Tak kurang, 500 pengrajin terampil selalu menghasilkan beragam tas.
Salah seorang Pengrajin, Maryana, menyebutkan mulai bisnis kerajinan itu tahun 2006. Hingga kini, 50 pekerja berada di unit usaha miliknya.
Dulu, dia memulai dengan bermodal Rp 500.000 dan tiga pekerja. Kini, usaha itu semakin berkembang. Omzetnya bisa mencapai Rp 150 juta per bulan.
Baca juga: Kafe di Aceh Ini Sajikan Jus Unik, Seperti Apa?
Dalam sehari, Maryana mengaku bisa memproduksi 150 tas. Pesanan itu tembus ke pasar internasional, seperti Kanada, Amerika Serikat, Malaysia, Spanyol dan sejumlah negara di Asia Tenggara.
Kini, Maryana sadar, pengetahuan bisnisnya bukan sebatas miliknya. Tas Aceh makin mendunia. Oleh karena itu, ia beberapa kali memberikan pelatihan untuk pengrajin di Aceh Utara.
Kepala Desa Ulee Madon, Tgk Salahuddin AB mengapresiasi seluruh pengrajin di desanya. Dia tak henti-hentinya mengajak seluruh lembaga keuangan, lembaga sosial, dan pemerintah untuk bekerjasama dengan pengrajin desa itu.
Baca juga: Wisata Akhir Pekan di Aceh, Menyesap Sejuk di Krueng Saweuk
Dia menyebutkan, Bandabags salah satu toko online, bahkan menjual tas ke Amerika Serikat.
"Sekarang sudah banyak super market juga menjual tas Aceh. Bisa kita lihat mulai dari supermarket di Lhoksuemawe, Jakarta, Medan, Bandung," kata Salahuddin.
"Itu menandakan, tas ini bukan sebatas karya khas Aceh, juga keren untuk segala usia,” katanya.
Baca juga: Kulineran di Lhokseumawe, Panorama Sajikan Mi Aceh Sambil Karaoke
Sayangnya, untuk merk dan hak paten, umumnya belum diurus ke Kantor Kementerian Hukum dan HAM. Ini pula yang diharapkan Salahuddin menjadi perhatian pemerintah.
"Kami harap ini bisa dibantu pemerintah untuk urusan hak paten ini," katanya.
Kini, Ulee Madon terus menggeliat dengan kerajinannya. Asa mereka melambung agar terus berkembang.
Mereka butuh sentuhan pemerintah, agar bisnis rumahan itu bukan dikenal lebih luas dan mendunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.