Pelajar internasional yang bekerja di perawatan lansia, sebagai perawat, dan di supermarket besar dapat memperpanjang jam kerja apabila diizinkan.
Seorang mahasiswa di Sydney, Suvash Pokharel, mengatakan, dia belum bisa mendapatkan pekerjaan setelah diberhentikan pada Maret lalu.
"Saya datang ke Australia karena di sini memungkinkan untuk bekerja dan bersekolah. Saya sangat khawatir terhadap masa depan saya, namun saya juga tidak bisa segera kembali ke Nepal," kata Pokharel.
Baca juga: Wishnutama Tertarik Ide Garap MICE Online Usai Virus Corona, Apa Tanggapan Industri MICE?
Sementara itu, senator partai politik Australian Greens, Mehreen Faruqi, mengkritisi pemerintah.
Menurutnya, mereka telah melepaskan pelajar internasional pada risiko kemiskinan dan tunawisma selama pandemi berlangsung.
"Ratusan pelajar internasional telah menghubungi saya beberapa hari terakhir untuk menceritakan kisah mereka. Cerita tidak adanya pekerjaan, tekanan keuangan, dan situasi hidup yang genting,” kata Faruqi melalui sebuah pernyataan.
"Sekarang pemerintah sudah mengonfirmasi bahwa mereka tidak akan mengulurkan bantuan untuk menunjang ratusan dari ribuan pelajar yang kita sambut ke negara kita, serta uang dan pekerjaan yang kita semua dapatkan manfaatnya," tambahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.