JAKARTA, KOMPAS.com – Industri penerbangan jadi salah satu sektor yang terdampak akibat pandemi virus corona.
Indonesia menutup pintu bagi wisatawan asing, dilanjutkan larangan mudik yang dikeluarkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 pada Jumat (24/4/2020).
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi bisnis maskapai di Indonesia.
Ketua umum Indonesia National Air Carrier Association (INACA), Denon Prawiraatmaja menyampaikan, semua maskapai penerbangan yang berada di bawah INACA akan terus berusaha untuk bisa bertahan dalam krisis ini.
Baca juga: Cara Tour Leader Bertahan dari Pandemi Virus Corona
“Saya dua hari ini terus berkoordinasi dengan Dirjen Perhubungan Udara dan pihak terkait dalam kaitan pemberhentian penerangan penumpang ini," ujar Denon dalam acara MarkPlus Industry Roundtable Tourism and Hospitality Perspective, Jumat (24/4/2020).
"Gambarannya, kondisi ini sudah menurun semenjak awal tahun,” lanjutnya.
Denon menjabarkan bahwa penurunan keadaan yang dialami oleh maskapai penerbangan di Indonesia telah terjadi sejak Januari dan Februari 2020.
Saat itu penerbangan dari dan ke China serta Arab Saudi sudah diberhentikan.
“Kemudian di bulan Maret minggu kedua, market domestik yang kita harapkan bisa menggerakkan industri penerbangan itu mengalami penurunan yang sangat tajam,” papar Denon.
“Untuk merespon itu, pemerintah melakukan penyesuaian terhadap beberapa rute di Indonesia,” lanjutnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.