Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kole-kole, Sajian Takjil Kacang Hijau Khas Kepulauan Riau

Kompas.com - 08/05/2020, 09:10 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Kole-kole adalah kue camilan khas Melayu yang digemari, khususnya pada saat bulan Ramadhan.

Kue kole-kole terkenal di Pulau Penyengat yang terletak tak jauh dari ibukota Kepulauan Riau, Tanjungpinang.

Menurut Anik Murtiani, Kepala Bidang Adat Tradisi Nilai Budaya Dan Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, tidak diketahui pasti sejak kapan makanan tersebut mulai dikenal.

“(Namun), pada umumnya, kue kole-kole dijual oleh ibu-ibu rumah tangga yang membantu meringkankan beban suaminya dalam mencari nafkah,” jelas Anik pada Kompas.com, Rabu (6/5/2020).

"Mereka menjual kole-kole ke toko kue atau pasar di Tanjungpinang, warung, pinggir jalan serta area menuju pelabuhan Pulau Penyengat,” sambung dia.

Baca juga: Perahu Jong, Permainan Tradisional Berusia Ratusan Tahun di Kepulauan Riau

Kole-kole juga punya nilai sosial tertentu. Selain dijadikan menu berbuka puasa, kole-kole juga sering disajikan pada orang-orang yang sedang melakukan kegiatan gotong royong.

Misalnya, saat mendirikan tenda untuk persiapan pesta perkawinan yang biasanya dilakukan oleh para tetangga di sekitar lokasi pesta.

"Oleh karenannya, kole-kole telah dikenal secara turun temurun dan jadi tradisi khusus dalam kehidupan masyarakat Melayu Penyengat,” papar Anik.

Selain di Pulau Penyengat, kue ini juga populer di Malaysia bagian selatan yang berdekatan dengan Indonesia, seperti di Johor.

Namun seiring dengan kedatangan orang-orang Selatan ke bagian Utara Malaysia, kue ini juga mulai banyak ditemui di kota Sungai Petani, Kedah, Malaysia.

Baca juga: Pura-pura Jadi Pengantin Melayu di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau

Anik juga membagikan resep dan cara membuat kue kole-kole yang bersumber dari Irmawati, warga lokal Pulau Penyengat. Bahan dan cara pembuatannya sangat sederhana.

Cocok jika kamu ingin coba membuatnya di rumah untuk sajian berbuka puasa.

 

Kole-koleDisbudpar Kota Tanjungpinang Kole-kole
Bahan kue kole-kole

  • Kacang hijau atau tepung kacang hijau
  • Tepung beras
  • Santan kelapa
  • Gula merah
  • Garam

Alat masak kue kole-kole

  • Gilingan atau cobek untuk menghaluskan kacang hijau menjadi tepung
  • Penggorengan untuk kacang hijau
  • Panci untuk membuat adonan dan tahi minyak
  • Loyang
  • Sendok besar
  • Saringan
  • Pisau

Baca juga: Menengok Khutub Khanah, Perpustakaan Mini Ibnu Sina di Pulau Penyengat

Cara membuat kue kole-kole

Pertama, sangrai kacang hijau lalu buang kulitnya. Setelah kacang hijau bersih dari kulit, kemudian giling hingga menjadi tepung menggunakan gilingan atau cobek.

Jika tidak mau menggiling kacang hijau, kamu juga bisa membeli tepung kacang hijau siap pakai.

Setelah kacang hijau menjadi tepung, campurkan dengan tepung beas. Lalu tuangkan air dingin dan aduk hingga merata, sisihkan.

Kemudian didihkan air, masukkan gula merah ke dalamnya. Masak hingga gula merah mencair dan tercampur rata. Saring air gula tersebut agar tidak ada kotoran yang tercampur.

Lalu campurkan air gula merah tersebut dengan santan. Masak larutan tersebut sampai minyak keluar.

Baca juga: Mie Tarempa Khas Kepulauan Riau, Sensasi Asam Manis Pedas

Kole]-koleDisbudpar Kota Tanjungpinang Kole]-kole

Setelah santan pecah menjadi minyak, angkat panci dari atas kompor lalu masukkan tepung sedikit demi sedikit ke dalamnya.

Aduk terus sampai adonan tercampur rata. Kemudian masak lagi di atas kompor sampai mengental dan adonan pun matang. Pertanda adonan matang adalah adanya letupan-letupan yang terlihat.

Setelah itu, matikan kompor lalu tuang adonan ke dalam cetakan atau loyang. Selagi masih panas, taburkan tahi minyak di atasnya agar bisa menempel pada kue.

Baca juga: Resep Tahu Gejrot Khas Cirebon, Ternyata Pakai Tahu Putih

Biarkan adonan hingga dingin, dan kue kole-kole pun siap untuk dipotong dan disajikan.
Tahi minyak yang dijadikan taburan di atas kue adalah sejenis taburan berbentuk kecil-kecil. Tahi minyak dibuat dari santan yang dimasak.

Santan dimasak hingga pecah, dan mengeluarkan minyak. Minyak tersebut akan mengambang di atas larutan santan, dan terpisah dari “tahi” yang akan kita gunakan. Tahi tersebut akan berada di dasar panci.

Untuk mendapatkan tahi minyak tersebut, caranya adalah dengan menyaringnya. Saring santan yang sudah pecah tersebut untuk mendapatkan tahi minyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com