Halaman pertama memiliki gapura kayu setinggi sembilan meter yang dihiasi oleh ubin mengkilap abad ke-17.
Di sana terdapat tiga bilik yang kini dijadikan sebagai tempat penyimpanan barang-barang dari Dinasti Ming dan Qing.
Gapura batu dengan dua prasasti di kanan dan kirinya menghiasi halaman kedua. Satu prasasti memiliki naskah dari seorang kaligrafer terkenal asal Dinasti Song bernama Mi Fu.
Sementara yang lain dari seorang kaligrafer asal Dinasti Ming bernama Dong Qichang. Karakter kuat nan elegan kedua kaligrafi tersebut membuat prasasti dianggap sebagai sebuah harta karun dalam seni tulisan tangan.
Halaman ketiga berlokasi di pintu masuk masjid. Halaman tersebut merupakan sebuah balai yang memiliki banyak sekali prasasti kuno.
Baca juga: Sejarah Panjang Masjid-Katedral Cordoba di Spanyol
Saat pengunjung memasuki halaman tersebut, mereka akan melihat Menara Xingxin. Tempat di mana umat Muslim menjalankan ibadah.
Sebuah feniks (phoenix) ditempatkan di halaman keempat. Di sana juga terdapat paviliun utama, dan Balai Salat yang dindingnya dipenuhi oleh desain warna-warni. Balai mampu menampung seribu orang dalam satu waktu.
Mengutip Top China Travel, Masjid Raya Xi’an tidak seperti masjid pada umumnya yang memiliki kubah dan menara masjid.
Masjid ini memadukan gaya arsitektur tradisional khas China dan kesenian Islam. Sebab, areanya dipenuhi oleh banyak paviliun. Sementara dinding bangunan memiliki banyak kesenian Islam.
Baca juga: Masjid Shitta Bey, Masjid Tertua di Nigeria yang Berdiri Sejak 1894