KOMPAS.com – Negara-negara Eropa yang paling terdampak oleh virus corona mulai melonggarkan lockdown.
Di Italia, misalnya, menurut News.artnet.com, Selasa (19/5/2020), museum-museum mulai dibuka kembali untuk pertama kalinya kepada publik sejak Maret dengan langkah-langkah pencegahan keamanan baru.
Baca juga: Italia Mulai Membuka Museum pada 18 Mei 2020
Museum Castello di Rivoli di Turin merupakan salah satu yang pertama dari museum nasional yang diizinkan untuk dibuka kembali.
Direktur museum, Carolyn Christov-Bakargiev, menaku optimis dengan langkah-langkah transisi.
“Museum merupakan ruang yang dikontrol secara aman. Mereka sudah didesain untuk melindungi karya seni dari orang-orang. Mengadaptasi hal tersebut untuk melindungi orang dari orang merupakan langkah yang kecil,” tutur Christov-Bakargiev, mengutip News.artnet.com.
Di tempat lain, pertunjukan mulai dilakukan kembali. Pameran Raphael yang sangat dinanti-nanti di Scuderie del Quirinale di Roma merupakan korban awal akibat lockdown.
Sebab, pameran ditutup setelah tiga hari dibuka pada Maret meski telah menjual 70.000 tiket. Pameran tersebut mencakup 120 karya Raphael.
Baca juga: Italia Mulai Buka untuk Turis Asing pada Juni 2020
Karya-karya tersebut dipinjamkan oleh 52 museum dan koleksi guna menandakan peringatan 500 tahun kematian seniman Renaisans tersebut.
Art Newspaper menuturkan, hampir seluruh karya yang dipinjamkan telah diperpanjang sesuai kebutuhan. Kini, pameran akan dijalankan mulai 2 Juni – 30 Agustus.
Pendapatan yang hilang akibat pembatasan pengunjung
Biasanya, museum dipenuhi oleh pengunjung dari seluruh dunia. Namun kini museum akan terasa tenang.
Castello di Rivoli menganggap pergeseran tersebut layaknya Slow Food Movement yang dalam banyak hal membutuhkan kecepatan kerja yang lebih lembut, dan banyak pertimbangan untuk proses.
Baca juga: Protokol New Normal Italia untuk Perjalanan Internasional, Seperti Apa?
“Saya rasa museum bisa menjadi prototipe untuk new normal. Saya harap ini dapat berlangsung selama pandemi karena sebenarnya saya menyukai old normal,” kata Christov-Bakargiev.
Namun, menurunnya jumlah kunjungan akan membuat beberapa museum memiliki masalah finansial.
Pada hari biasa di musim semi, Cathedral of Santa Maria del Fiore di Firenze memiliki jumlah kunjungan sekitar 2.600.
Saat ini mereka hanya memperbolehkan 200 orang untuk berkunjung dalam sehari. Seorang juru bicara museum tersebut mengatakan bahwa mereka sangat khawatir.
“Untuk Opera di Santa Maria del Fiore, institusi swasta yang menaungi monumen Duomo of Florence, ini merupakan situasi yang dramatis. Pendapatan kami berasal dari jumlah penjualan tiket, kami tidak memiliki kontribusi negara,” katanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.