Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pancasila, Simak Sejarah dan Fakta Menarik Gedung Pancasila

Kompas.com - 01/06/2020, 09:30 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comGedung Pancasila saat ini terkenal sebagai gedung untuk mengadakan kegiatan internasional, penandatanganan perjanjian dengan negara lain, atau pertemuan bilateral.

Gedung tersebut juga sering digunakan sebagai tempat acara jamuan makan pagi (Foreign Policy Breakfast).

Dalam acara tersebut, Menteri Luar Negeri biasanya akan mengundang para pemimpin, serta tokoh dari kelompok masyarakat guna berdiskusi seputar kebijakan luar negeri dan masalah hubungan internasional.

Baca juga: Hari Lahir Pancasila, Kisah Awalnya Ada di Taman Renungan Bung Karno Ende NTT

Namun, sejak kapan Gedung Pancasila sudah berdiri dan apa saja fakta menariknya?

1. Tempat tinggal Panglima Angkatan Perang

Dulu, nama gedung tersebut adalah Gedung Volksraad (Dewan Perwakilan Rakyat). Letaknya berada di kawasan yang kini disebut sebagai Taman Pejambon dan Lapangan Banteng.

Sejarawan sekaligus pendiri Komunitas Historia Indonesia (KHI), Asep Kambali, menuturkan, gedung tersebut merupakan salah satu dari banyak gedung tua di Jakarta.

“Dibangun sejak kapan, menurut cerita resmi dari Kementerian Luar Negeri dan berbagai buku, sekitar tahun 1830-an," tutur Asep saat dihubungi Kompas.com, Jumat (29/5/2020).

"Tapi memang tidak ada yang tahu persis. Gedung ini juga masuk cagar budaya karena sudah berusia lebih dari 50 tahun,” lanjutnya.

Baca juga: Wujud Pancasila dan Cinta Indonesia di Gereja Katedral Jakarta

Asep menuturkan, dulunya, gedung dibangun sebagai tempat peristirahatan, juga rumah dinas seorang petinggi Hindia Belanda.

Menurut situs resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Gedung Volksraad dibangun sebagai tempat tinggal Panglima Angkatan Perang Kerajaan Belanda, merangkap sebagai Letnan Gubernul Jenderal.

Dia tinggal di sana hingga 1916 saat Departemen Urusan Peperangan Hindia Belanda masih berada di Jakarta.

Namun pada 1914 – 1917, departemen dipindahkan ke Bandung dan membuat Panglima harus pindah tempat tinggal.

2. Sebagai gedung pemerintahan Hindia Belanda

Usai ditinggalkan Panglima, Belanda melihat gedung cukup memadai untuk dijadikan sebagai tempat persidangan Dewan Perwakilan Rakyat (Volksraad).

Lantas, gedung diberi nama Gedung Volksraad dan diresmikan pada Mei 1918 oleh Gubernur Jenderal Limburg Stirum.

“Dalam gedung ini, (pekerja) sebagian orang pribumi, sebagian orang Belanda. (Orang pribumi) ada yang dipilih, ada yang ditentukan,” kata Asep.

“Banyak tokoh-tokoh kita yang berkiprah di sana. Salah satunya M.H. Thamrin. (Gedung Volksraad) memang ruang untuk berpolitik dengan pemerintah Belanda,” imbuhnya.

Baca juga: Hari Kesaktian Pancasila, Ini 3 Tempat Mengenang Kejadian G30S/PKI

Volksraad dikatakan pernah dijadikan sebagai tempat pertemuan para anggota Dewan Pemerintahan Hindia Belanda (Raad van Indie).

Hal tersebut tertera dalam katalog Pameran Peringatan Hari Ulang Tahun ke-300 Kota Batavia yang diselenggarakan di museum Amsterdam pada Juni – Juli 1919.

Namun, pemerintah pada saat itu membangun gedung tersendiri untuk Raad van Indie. Gedung terletak di sebelah barat Gedung Volksraad di Jalan Pejambon No. 2.

Asep mengatakan, para pekerja di gedung tersebut hanya orang-orang pemerintahan Belanda saja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tempat Wisata di Bali Disiapkan untuk Delegasi World Water Forum

5 Tempat Wisata di Bali Disiapkan untuk Delegasi World Water Forum

Travel Update
8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com