Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Susu Kuda Liar NTB? Dari Proses Pengolahan sampai Khasiat

Kompas.com - 02/06/2020, 22:02 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Susu kuda liar mungkin kurang familier dibandingkan dengan susu sapi. Namun, susu kuda liar ini punya sejumlah keunikan dan keunggulan.

Baca juga: Bingung Saat Belanja Susu? Bedanya Susu Olahan, Susu Segar, dan Susu Murni

Nehrun sebagai pelaku bisnis susu kuda liar asal Dusun Tolonggeru, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjelaskan manfaat susu ini.

Susu kuda liar dapat bertahan hingga beberapa bulan dengan proses fermentasi alami. Berbeda dengan susu sapi yang harus melewati proses pemanasan dengan suhu tertentu atau pasteurisasi.

Baca juga: Hari Susu Sedunia 2020, Apa Bedanya Susu UHT dengan Susu Pasteurisasi?

Proses fermentasi alami susu kuda liar

“Susu kuda itu bisa dikatakan satu-satunya susu yang bertahan tanpa diolah, berbeda dengan susu kerbau, susu kambing, sapi yang jika dibiarkan 24 jam sudah basi," jelas Nehrun, Lc MA. yang juga pemilik Susu Kuda 88, kepada Kompas.com Selasa (02/06/2020).

Nehrun mengatakan, di dalam susu kuda terdapat anti mikroba alami yang bisa membuatnya bertahan 5-6 bulan pada suhu ruang.

"Dalam proses bertahannya tersebut dia mengalami proses fermentasi alami,” papar Nehrun.

Zat anti mikroba yang kuat pada susu kuda ini berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Bahkan bisa dikatakan mampu membunuh bakteri pada susu kuda.

Proses fermentasi alami terjadi setelah susu kuda tersimpan 2x24 jam. Susu akan mulai terasa asam seperti yoghurt. Khasiatnya dinilai akan semakin bagus karena sudah mengalami proses fermentasi alami.

Ilustrasi kuda di Bima. SHUTTERSTOCK/BUNGNAHRI06 Ilustrasi kuda di Bima.

Nehrun juga memaparkan, sesuai dengan tradisi masyarakat desanya, susu kuda yang digunakan untuk pengobatan memang harus melewati proses fermentasi secara alami terlebih dahulu.

Kualitas protein susu kuda liar juga lebih baik dibandingkan dengan susu sapi karena memiliki jenis asam amino yang lebih lengkap. Jika ingin menunda fermentasinya dapat disimpan di dalam kulkas.

Susu kuda liar segar yang baru diperah memiliki sedikit rasa manis, hangat, dan tidak asam. Kandungan gizi yang dimiliki susu kuda liar hampir sama tinggi menyerupai ASI.

Baca juga: Cara Mudah Panaskan Susu Segar, Pasteurisasi ala Rumahan

Susu kuda juga rendah lemak, kalori, dan protein sehingga cocok dikonsumsi untuk menambah daya tahan tubuh.

Uniknya lagi, susu kuda tidak mengalami penggumpalan dan kerusakan meski tidak dipasteurisasi dan tanpa diberi bahan pengawet.

Susu kuda tidak perlu dimasak kembali, dapat diminum lansung atau jika ingin menambah sensasi rasa manis bisa dicampur dengan madu.

Ilustrasi susu kuda dituang ke kontainer. SHUTTERSTOCK/PAUL'S LADY Ilustrasi susu kuda dituang ke kontainer.

Khasiat susu kuda liar

"Insya Allah membantu mengobati penyakit stroke, rematik, maagh, diabetes, asam urat, tekanan darah tinggi, demam berdarah, paru-paru basah, asma, semua kanker, tipes," papar Nehrun.

Susu kuda liar juga bisa sebagai penangkal alergi makanan, TBC, anemia, migrain, tumor, kolestrol, pegal-pegal, gangguan pencernaan, dan lainnya.

Dipercaya susu kuda juga dapat meningkatkan vitalitas dan kejantanan pria, menjaga kekebalan tubuh agar tetap sehat dan bugar.

Susu kuda mengandung laktoferin sehingga dapat dijadikan obat kulit dan perawatan kecantikan. Zat tersebut berguna untuk meregenerasi kulit dan memperlambat penuaan dini serta sebagai pelembab alami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com