KOMPAS.com – Selandia Baru menunda perjanjian travel bubble dengan Australia. Pariwisata antar kedua negara tersebut baru bisa dilakukan beberapa bulan kemudian.
Hal ini dipastikan Perdana Menteri Jacinda Ardern.
Baca juga: Apa Itu Travel Bubble? Ini Penjelasan Lengkapnya
Pada Mei 2020, saat kedua negara mulai keluar dari lockdown setelah adanya penurunan drastis kasus infeksi Covid-19, terdapat beberapa usulan, satu di antaranya Selandia Baru dan Australia dapat melanjutkan pariwisata dengan melakukan travel bubble.
Mengutip Lonely Planet, Jumat (7/8/2020), travel bubble tersebut secara resmi disebut dengan “Zona perjalanan aman Covid Trans-Tasman”.
Koridor perjalanan tersebut memungkinkan perbatasan kedua negara dibuka kembali untuk perjalanan non-esensial, sementara perbatasan tetap ditutup bagi pelancong dari negara lain.
Waktu diberlakukannya koridor perjalanan belum dikonfirmasi. Namun, rencana tersebut diharapkan terealisasi sebelum musim panas.
Kendati demikian, wabah Covid-19 baru-baru ini di Melbourne yang menyebabkan keadaan darurat di Victoria membuat khawatir para pejabat. Rencana pun didorong mundur.
“Salah satu yang kami katakan sebagai bagian dari kriteria kami adalah dimana pun kami memiliki perjalanan bebas karantina, mereka harus bebas dari penularan kelompok untuk periode 28 hari,” kata Ardern dalam The AM Show, seperti dikutip dari Lonely Planet yang mengutip Sydney Morning Herald.
“Hal tersebut akan membutuhkan waktu yang lama bagi Australia untuk kembali ke masa tersebut,” imbuhnya.
Baca juga: Tips Wisata ke Blue Mountains Australia, Siapkan Mental
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.