Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/09/2020, 22:00 WIB

KOMPAS.com – Rempah Indonesia sudah dikenal secara mendunia sejak berabad-abad lalu. Hal itulah yang menyebabkan bangsa-bangsa Eropa datang ke Nusantara.

Ketua Lembaga Pengembangan dan Penelitian Sosial Politik Universitas Indonesia, Jajang Gunawijaya, menuturkan, rempah memiliki potensi dalam pengembangan pariwisata Indonesia berkelanjutan.

Adapun salah satu yang bisa dilakukan dengan mengunjungi kerajaan-kerajaan Nusantara pengekspor rempah.

“Mengunjungi istana-istana kerajaan masa lalu dengan rute Morotai, Ambon, Buton, Makassar, atau sebaliknya. Destinasi-destinasi tersebut dulunya adalah kerajaan-kerajaan pengekspor rempah dunia,” ujar Jajang.

Hal ini disampaikan dalam International Forum On Spice Route 2020 bertajuk “Celebrating Diversity and Intercultural Understanding Through Spice Route as One of the World’s Common Heritage”, Rabu (23/9/2020).

Baca juga: Rempah Bantu Dokter Hadapi Wabah di Eropa, seperti Apa?

Selain menyusuri sejarah rempah, paket wisata tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk melihat bukti peradaban zaman dulu yang masih ada hingga kini seperti benteng, pakaian, perhiasan, dan kesenian.

Menurutnya, jalur rempah di Indonesia yang sudah mendunia sejak dulu dapat dijadikan sebagai tambang emas melalui penjualan paket wisata berbasis rempah.

“Destinasi wisata dimulai dari Morotai, itu penghasil cengkeh. Ambon dulu penghasil rempah pala. Buton dan Makassar adalah kerajaan yang dulu pendapatan hidupnya dari rempah,” ungkap Jajang.

“Mereka sudah sangat terkenal. Mereka punya peradaban, sekarang peninggalan istana-istana dan unsur budaya. Kalau dirangkai dalam paket wisata laut, itu akan menarik. Orang-orang Eropa, Jepang, dan Korea mungkin akan tertarik,” imbuhnya.

Melalui paket wisata susur sejarah rempah melalui jalur laut, calon wisatawan juga bisa dibawa ke destinasi-destinasi wisata tersebut untuk melihat keindahan yang disuguhkan dan mempelajari sejarah masa lalu.

Baca juga: Sejarah Rempah di Indonesia, Ada Pengaruh dari India, Spanyol, dan Portugis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+