Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Rempah untuk Wisata Kuliner Baru, seperti Apa?

Kompas.com - 28/09/2020, 07:07 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Segudang rempah yang kerap digunakan sebagai bumbu pelengkap makanan bisa ditemukan di Indonesia dengan mudah.

Hal ini karena limpahan rempah di Indonesia tersebar di berbagai wilayah. Jenisnya pun cukup beragam. Mulai dari jahe, temu lawak, kunyit, lada, hingga pala.

Ketua Lembaga Pengembangan dan Penelitian Sosial Politik Universitas Indonesia Jajang Gunawijaya mengatakan, rempah-rempah tersebut bisa dimanfaatkan untuk pariwisata Indonesia yang berkelanjutan.

“Rempah untuk bumbu penyedap, campuran bahan makanan dan minuman, obat-obatan, dan penghangat tubuh terutama di musim dingin,” kata dia.

Baca juga: Rempah Indonesia Pernah Jadi yang Termahal di Dunia, 1 Pon Pala Setara 7 Sapi

Pernyataan itu Jajang sampaikan dalam International Forum On Spice Route 2020 bertajuk Celebrating Diversity and Intercultural Understanding Through Spice Route as One of the World’s Common Heritage, Rabu (23/9/2020).

Rempah mudah ditemukan dengan harga murah

Menurut Jajang, pemanfaatan rempah Indonesia bagi bangsa Eropa zaman dulu dapat dilihat sebagai peluang bagi industri pariwisata untuk menjual paket wisata kuliner baru berbasis rempah saat ini.

Selain itu, Indonesia juga terkenal akan kulinernya yang lezat dan mudah diterima lidah wisatawan asing.

“Bangsa kita terkenal akan kulinernya dan orang Indonesia berani masak dengan berbagai bumbu, termasuk rempah-rempah,” ungkap Jajang.

Ilustrasi rempah - Ilustrasi pala.SHUTTERSTOCK / spicyPXL Ilustrasi rempah - Ilustrasi pala.

Pemanfaatan rempah-rempah dalam bumbu masak Indonesia yang nantinya dihidangkan dalam wisata kuliner baru terbilang cukup mudah. Hal ini karena rempah dapat ditemukan dimana saja dengan harga murah.

Sementara di Eropa dan negara Asia lainnya, keberanian untuk menghasilkan hidangan yang menggunakan banyak rempah terbilang cukup minim lantaran susah dicari dan relatif mahal.

Baca juga: Seperti Apa Uang yang Digunakan pada Periode Rempah di Indonesia?

“Ini kondisi yang baik. Cita rasa masakan Indonesia sudah tidak asing buat bangsa-bangsa di Asia dan Eropa. Bisa jadi potensi wisata,” tutur Jajang.

Dijual sebagai paket wisata baru

Potensi rempah Nusantara yang bisa dijual sebagai paket wisata kuliner baru menurut Jajang bisa dibagi menjadi dua kategori.

Pertama adalah wisata kuliner berbasis rempah yang termasuk dalam paket wisata susur sejarah rempah melalui jalur laut.

Dalam paket tersebut, wisatawan akan dibawa melalui rute Morotai, Ambon, Buton, dan Makassar untuk melihat sejarah rempah dan peradaban daerah-daerah tersebut.

Ilustrasi pedagang rempah.SHUTTERSTOCK / Dan Rentea Ilustrasi pedagang rempah.

“Mereka sudah sangat terkenal. Mereka punya peradaban. Sekarang peninggalan istana-istana dan unsur budaya. Kalau dirangkai dalam paket wisata laut, itu akan menarik. Orang-orang Eropa, Jepang, dan Korea mungkin akan tertarik,” ujar Jajang.

Sementara untuk kategori kedua adalah wisata kuilner yang akan lebih dituju untuk menikmati kuliner Nusantara berbasis rempah.

Baca juga: Rempah Bantu Dokter Hadapi Wabah di Eropa, seperti Apa?

Paket akan berfokus pada penggunaan rempah dalam masakan Indonesia, serta racikan bumbu khas Indonesia yang menggunakan rempah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com