Selain itu, Amanda juga merasa kebijakan tersebut tak serta merta membuat dirinya terhindar dari paparan virus. Alhasil risiko terpapar virus dalam perjalanan masih tetap ada.
“Belum tentu gue sudah swab terus landing di Denpasar, sudah bisa dijain gue masuk Bali bisa terbebas dari Covid-19. Menurut gue enggak berguna aja sih, jadi satu sisi cuman buat mengurangi pengunjung aja kali ya,” jelas Amanda.
Tak itu saja, Amanda juga merasa aturan yang ditetapkan Pemprov Bali terkesan tidak konsisten. Seharusnya, kebijakan seperti ini diberlakukan lebih awal agar memberi dampak yang signifikan.
“Waktu itu pemerintah Bali minta pariwisatanya didatangin lagi sama turis. Sekarang udah kayak gini, ditutup lagi enggak jelas. Jadi kalau bikin kebijakan tuh yang jelas aja, jadi masyarakat enggak luntang-lantung,” pungkasnya.
Karena itulah, Amanda kemungkinan besar tidak akan jadi pulang ke Bali di akhir tahun nanti. Ia berusaha menghindari risiko terpapar virus di perjalanan yang bisa ia bawa kembali ke rumah dan menulari orang-orang di sekitarnya.
Baca juga: Bali Larang Perayaan Tahun Baru 2021, Tidak Boleh Ada Kembang Api
Hal serupa juga dirasakan oleh Rifa Octavia (30). Ia berencana untuk liburan ke Bali sebelum Tahun Baru 2021. Niatnya ia ingin berkunjung ke Ubud atau Seminyak, dalam rangka refreshing dan bekerja dari Bali selama beberapa waktu.
Namun dengan adanya kebijakan baru ini, Rifa mengaku kemungkinan besar akan menunda niatnya. Menurutnya, kebijakan ini bisa dibilang cukup memberatkan khususnya dari segi biaya.
“Tiket dan akomodasi sudah berapa, tambah swab test yang paling murah saja setahu saya Rp 700.000,” ujar Rifa pada Kompas.com, Rabu (16/12/2020).
Walaupun begitu, Rifa tetap menganggap aturan ini akan punya dampak yang cukup baik. Khususnya untuk menekan angka positif Covid-19 yang terus bertambah.
“Tapi kalau hanya dikasih waktu maksimal H-2 dari keberangkatan berat juga ya. Swab kan enggak murah ya. Jadi satu sisi saya setuju, sisi lain juga berat,” sambung dia.
Rifa berharap aturan ini hanya akan diaplikasikan hingga tanggal 4 Januari 2021 saja dan tidak dilanjutkan seterusnya. Apalagi dengan masih begitu bergantungnya industri pariwisata secara umum pada laju wisatawan domestik.