KOMPAS.com – Pendakian Gunung Slamet via Bambangan yang telah dibuka selama new normal sejak Jumat (25/10/2020) membatasi pendakian hanya sampai batas aman di Plawangan.
Sebelumnya, para pendaki bisa mendaki melewati Plawangan menuju puncak Gunung Slamet. Lantas, kenapa saat ini pendakian Gunung Slamet via Bambangan dibatasi hanya sampai Plawangan?
Baca juga: Pendaki Gunung Slamet via Bambangan Hanya Bisa sampai Batas Aman
“Sesuai arahan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), radius aman pendakian 1KM dari kawah,” kata Ketua Pengelola Basecamp Pendakian Gunung Slamet via Bambangan Saiful Amri kepada Kompas.com, Sabtu (26/12/2020).
Dia melanjutkan, hal tersebut juga dilakukan lantaran secara kondisi kegempaan Gunung Slamet baru turun.
Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, Sabtu (10/10/2020), tingkat aktivitas gunung tersebut berada pada level normal sejak 9 September 2015.
Baca juga: 3 Pendaki Di-blacklist dari Gunung Slamet, Ada Apa?
Kendati demikian, tingkat aktivitas Gunung Slamet dinaikkan dari level normal menjadi waspada pada 9 Agustus 2019.
Adapun, peningkatan level dikarenakan adanya kenaikan aktivitas secara kegempaan dan deformasi yang cukup signifikan.
Antisipasi letusan freatik
Saiful mengatakan bahwa langkah yang dilakukan oleh PVMBG merupakan langkah antisipasi jika terjadi letusan freatik.
“Untuk menjaga kemungkinan ada letusan freatik, langkah antisipasinya seperti itu. Dibuat batas aman,” jelasnya.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Kepala Pos Pengamatan Gunung Slamet Muhammad Rusdi kepada Kompas.com.
Baca juga: Perjalanan Menyusuri Kawah Gunung Slamet, Serasa Berada di Planet Mars
Meski status sudah normal, PVMBG tetap melarang warga beraktivitas dalam radius satu kilometer dari kawah puncak gunung.
“Potensinya adalah terjadinya erupsi freatik tanpa ada gejala vulkanik yang jelas, disertai lontaran material pijar yang ancamannya di sekitar puncak,” unkapnya, mengutip Kompas.com.
Melansir Bobo, Sabtu (27/7/2019), letusan freatik juga dikenal dengan nama erupsi ledakan uap atau erupsi ultravulcan.
Letusan tersebut terjadi saat magma menghangatkan tanah atau air di permukaan, lalu menghasilkan ledakan air, uap, batuan, dan abu.
Baca juga: Taman Bunga Cantik di Kaki Gunung Slamet
Salah satu dampak dari letusan freatik bertepatan dengan keluarnya gas hidrogen sulfidan dan karbondioksida.
Apabila karbondioksida keluar dalam jumlah yang besar, seseorang dapat sesak napas. Sementara itu, keluarnya hidrogen sulfida dalam jumlah yang besar dianggap beracun.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.