Butuh rumah aman dan makanan
Syafaruddin mengatakan, ada lebih dari 10 ekor Bekantan yang sempat dihitung oleh kelompok Sadar Wisata (Darwis) Nunukan Selatan yang sementara ini ditunjuk sebagai pengelola hutan Mangrove BelagaOne.
Eksistensi Bekantan, binatang khas Kalimantan yang dilindungi ini, tengah diupayakan oleh Pemkab Nunukan.
"Kita sudah usulkan anggaran pembuatan rumah Bekantan, juga tempat makannya, dan kita upayakan ada pawangnya, karena saat ini, mereka masih teramat liar dan berbahaya buat pengunjung," kata Syafar lagi.
Dengan adanya rumah perlindungan dan ketersediaan makan untuk Bekantan, diharapkan keberadaan mereka terus bertumbuh dan bisa menjadi sisi lain dari upaya Pemkab Nunukan dalam mewujudkan geliat ekonomi dari sector pariwisata, di masa Pandemi Covid-19.
Baca juga: Wisata Desa Langgason Nunukan, Rafting di Sungai Perbatasan RI-Malaysia
Merambah pemukiman warga dan diburu
Syafar menegaskan, saat ini keberadaan Bekantan menjadi sebuah focus perhatian dari Disparpora Nunukan.
Bekantan yang kehilangan rumah habitat di HLPN, sering mencari makan di sekitar rumah penduduk, bahkan pernah ada kasus Bekantan merusak mobil masyarakat.
"Ada mobil parkir yang kacanya dipecah bekantan, kalau mereka melompat ke atap mobil pasti penyok juga karena Bekantan berat, itu juga yang kita fikirkan, mereka kesulitan makanan dan itu menjadi pemikiran kita," imbuhnya.